Unair Terima Hibah Alat Kesehatan untuk Teaching Factory dari Kemendikbudristek
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (Unair) membangun laboratorium klinik berbasis teaching factory. Laboratorium ini dibangun dari dana hibah Kemendikbudristek senilai Rp 1,4 miliar. Pembangunan laboratorium dalam rangka Competitive Fund Fakultas Vokasi ini, rencananya dibangun di Jalan Dharmawangsa Surabaya.
Dekan Fakultas Vokasi Unair, Prof Anwar Ma’aruf, mengatakan laboratorium klinik teaching factory ini menjadi model pembelajaran mahasiswa berbasis produksi atau jasa. Sebab, Fakultas Vokasi menerapkan 40 persen akademik dan 60 persen praktik, sebaliknya dengan akademik.
“Karena praktiknya 60 persen kuliah vokasi, saat ini satu-satunya pembelajaran vokasi untuk jadi SDM unggul dan siap bekerja dengan adanya teaching factory. Untuk itu, Kemendikbud memberikan hibah competitive dan didukung tiga prodi. Yakni, Teknologi Radiologi Pencitraan, Fisioterapi, Teknologi Laboratorium Medis. Ketiganya kesehatan,” ujar Anwar di Surabaya, Jumat (15/12/2023).
Laboratorium klinik berbasis teaching factory ini dibangun untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan alat yang lebih canggih, namun harga lebih terjangkau.
“Nantinya, tidak hanya mahasiswa dan dosen, namun bisa juga berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Unair, RS Unair hingga RSUD dr Soetomo Surabaya,” katanya.
Koordinator Program Studi Teknologi Radiologi Pencitraan, Muhaimim, menjelaskan program Competitive Fund ini untuk meningkatkan pembelajaran untuk menghasilkan produk unggulan dari prodi. Tahun ini, prodi yang berhasil mendapat dana hibah competitive fund ada dua, yakni Teknologi Radiologi Pencitraan dan Fisioterapi.
“Inovasi yang dikembangkan berupa teaching factory atau pembelajaran berbasis industri. Di mana Fakultas Vokasi akan mengembangkan satu layanan kesehatan berupa laboratorium klinik yang memberikan layanan radiologi, fisiologi hingga laboratorium darah yang dikembangkan tahun ini untuk pelayanan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Muhaimin mengklaim, laboratorium klinik berbasis teaching factory ini pertama di vokasi Indonesia. Sehingga, diharapkan bisa menjadi percontohan untuk vokasi lainnya.
“Teaching factory pertama di Indonesia. Laboratorium klinik yang menjadi teaching factory di vokasi Indonesia. Satu sarana pembelajaran berbasis teaching factory. Keunggulannya di situ. Segalanya akan dikerjakan sivitas akademika, baik dosen maupun mahasiswa, kolaborasi menjadi pelayan masyarakat,” jelasnya.
Laboratorium klinik teaching factory ini ditargetkan mendapatkan izin akhir tahun ini. Sehingga, bisa segera memberikan layanan kepada masyarakat dengan menggunakan metode terupdate dan memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa.
Pada tahap pertama, ada layanan radiologi, fisioterapi, hematologi. Tahap pertama nantinya akan dikembangkan ke layanan lain di pengembangan berikutnya. Terutama melibatkan tiga prodi Teknologi Radiologi Pencitraan, Fisioterapi dan Teknologi Laboratorium Medis.
“Tahun ini (dana hibah) Rp 1,4 miliar untuk competitive fund. Ada dana pendamping dari perguruan tinggi. Tidak serta-merta dana competitive, tapi ada supporting dari Unair. Karena layanan kesehatan yang akan dikembangkan tidak hanya vokasi, tapi Unair menyeluruh dan melibatkan berbagai fakultas dan prodi,” pungkasnya. (aci)