Berita Bojonegoro
Bupati Bojonegoro : Muhammadiyah Salah Satu Pilar Pendukung Pembangunan di Bojonegoro
BOJONEGORO, SURYAKABAR.com – Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah menghadiri Musyawarah Daerah (Musyda) ke-X Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro di Aula Masjid At Taqwa Bojonegoro, Minggu (12/3/2023).
Musyda dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah ( Forkopimda), Kepala Kementerian Agama, Ketua MUI Bojonegoro, Ketua Pengurus Cabang NU Bojonegoro, Ketua Partai Politik, Ketua PDM dan Aisyiyah serta beberapa undangan lainnya.
Bupati Anna dalam sambutannya mengatakan, momentum Musyda ini sangat penting dan memiliki nilai strategis untuk memantapkan program kerja organisasi agar senantiasa berjalan lebik baik dan mampu bersaing dengan organisasi lain.
“Melalui pelaksanaan Musyda ini, bisa menghasilkan komitmen untuk meningkatkan dan memantapkan kualitas serta keberadaan Muhammadiyah secara prima, sehingga dapat berperan sebagai salah satu elemen kekuatan pembangunan di Bojonegoro,” ujarnya.
Dengan tema ‘Mewujudkan Islam Berkemajuan, Memajukan Bojonegoro’, Bupati yang dikenal sebagai Ibu Pembangunan Bojonegoro ini berharap Musyda kali ini mampu menjadi sarana evaluasi dan perbaikan guna mewujudkan struktur organisasi yang kokoh, menuju pembangunan yang sehat serta membangun hubungan yang baik dan harmonis antar sesama organisasi.
“Melalui pelaksanaan Musyda diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pengurus dan anggota organisasi pada khususnya, serta bagi Pemerintah Daerah pada umumnya,” tukasnya.
“Akhirnya, sekali lagi saya ucapkan selamat ber-Musyda. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan untuk melanjutkan pembangunan di Kabupaten Bojonegoro,” tandasnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Ketua Ketua PDM Bojonegoro Drs. H. Soewito, M.Si menyampaikan terimakasih kepada Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah yang hadir pada Musyda kali ini.
“Atas nama PD Muhammadiyah, kami melaporkan telah melaksanakan tugas organisasi mulai 2016-2020. Namun karena Covid-19, Musyda baru bisa dilaksanakan,” imbuhnya.
Pihaknya memohon maaf apabila dalam perjalanan organisasi masih banyak program yang belum berjalan di periode 2016-2020.
Soewito mengatakan, makna dari Tema Musyda kali ini dalam bertauhid bukan semata-mata beriman kepada Allah saja, tetapi juga segala kekuasaan dan aturan-aturan yang sudah tertera dalam Al Qur’an dan As Sunnah.
“Kita wajib melaksanakan, di antaranya sebagai warga Muhammadiyah harus bisa memahami Al – Qur’an dan As Sunnah sekaligus mengamalkannya. Harus selalu melakukan tajdid (pembaharuan) dalam semua dimensi kehidupan,” paparnya.
Jadi semua juga harus terus berkembang. Ciri karakteristik dalam Islam berkemajuan itu di antaranya wasathiyah dalam pemikiran dan perbuatan kita sebagai warga Muhammadiyah bukanlah mainstream dalam pergerakan.
“Tetapi kita adalah independen, setuju dalam perbedaan, dan toleransi itulah konsep yang kita usung dalam musyda kali ini,” tandasnya.
Agenda terpenting dalam Musyda saat ini adalah pemilihan calon ketua. Muhammadiyah menerapkan cara-cara dalam Al Qur’an atau Hadist untuk pemilihan calon ketua, dimana tidak lazim jika berambisi untuk menjadi pemimpin dengan cara meminta jabatan seperti yang diterangkan dalam Hadits.
“Semoga kita masih tetap mampu menggunakan aturan yang sudah tertera dalam Al Qur’an dan As Sunnah sehingga Muhammadiyah tetap berkembang di Bojonegoro, dengan tetap menjaga marwah organisasi” imbuhnya.
Dalam Musyda tersebut terdapat 58 nama kandidat yang akan dipilih. Ada 563 pemilik suara. Setiap pemilik suara akan memilih 13 nama. Pemilihan secara e-voting mengerucut 13 orang dengan suara tertinggi. Lalu, 13 orang itu akan bermusyawarah menentukan ketuanya.
Musyda dihadiri DR. dr. H. Sukadiono, M. Kes selaku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Sekaligus berkesempatan membuka Musyda. Kemudian dilanjutkan penandatanganan buku dengan judul Sang Surya Bersinar di Bumi Bojonegoro. (*)