Dampak Covid-19, Pedagang Kampung Bendera Tawarkan Melalui Online

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Menjelang HUT ke-75 Kemerdekaan Indonesia merupakan momen paling ditunggu pedagang bendera dan pernak-pernik kemerdekaan. Karena mereka bisa meraup keuntungan dari hasil penjualan.

Namun momen tersebut tidak berlaku pada tahun ini, pandemi Covid-19 membuat para pedagang harus gigit jari, karena dagangan mereka tak selaris tahun lalu.

Para pedagang bendera di Kampung Bendera, kawasan Darmo Kali, mengaku omzet mereka turun hingga 50 persen akibat pandemi Covid-19.

Kampung yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai pedagang bendera dan pernak-pernik ini, memang dikenal masyarakat menjadi jujugan pembeli, khususnya warga Surabaya yang mencari berbagai ornamen untuk menyambut 17 Agustus.

Salah satu pengunjung, Luluk, warga Ngagel Surabaya. Dia terlihat memilih bendera dan beberapa hiasan di salah satu lapak milik warga.

Menurut dia, ini memang sudah tradisi membeli bendera di kampung ini. Dia mengaku sudah menjadi pelanggan tetap dari tahun-tahun sebelumnya.

“Di sini yang menjual bendera banyak sekali, jadi enak pilihannya banyak. Hari ini saya ingin beli bendera sama lampu-lampu untuk menghias kampung,” ujar Luluk, Kamis (6/8/2020).

BACA JUGA:

Tidak hanya warga Surabaya, pembeli juga datang dari berbagai kota di Indonesia seperti Tuban, Gresik, bahkan sampai Kalimantan dan Papua.

“Antara tanggal 5 sampai 10 Agustus biasanya ramai-ramainya pembeli. Ada yang dari kantor, ada yang individu,” kata Solikin, salah satu penjual bendera.

Meskipun di masa pandemi ini terjadi penurunan angka penjualan, namun dia menganggap masyarakat masih antusias menyambut peringatan Hari Kemerdekaan.

“Sepertinya nanti agak menurun, sejauh ini sampai 50 persen. Tapi warga tetap semangat merah-putih. Kalau kemarin untungnya sampai 90 persen, mungkin pada tahun ini hanya 70 persen,” kata Solikin.

Selain bendera, produk yang paling banyak dibeli yakni background, umbul-umbul, dan aksesoris lainnya. “Paling banyak ya background itu. Harganya kisaran Rp 75 ribu sampai Rp 90 ribu. Kalau bendera bisa dari Rp 5 ribu untuk bendera mobil, sampai Rp 20 ribu untuk bendera berukuran 90×135 cm,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan pedagang bendera lainnya, Seniwati. Menurut salah seorang penjual bendera yang sudah 10 tahun menekuni penjualan bendera, tahun ini merasakan sepi pembeli.

“Waktu kurang sepuluh hari seperti ini dulu sudah dibanjiri pembeli. Tapi karena ada pandemi Covid-19 ini pemasukan jadi berkurang. Maklum ekonomi lagi seret,” ujarnya.

Meski demikian, dia tetap menggelar dagangannya, karena banyak juga masyarakat membeli secara online. “Ya, menawarkan dagangan melalui online kini jadi trik pedagang di masa pandemi Covid-19,” pungkasnya. (be)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *