Jacksen F Tiago Beri Coaching Clinic ke Siswa BSA, Begini Pesannya

BANGKALAN, SURYAKABAR.com – Latihan siswa Bangkalan Soccer Academy (BSA) di Stadion Gelora Bangkalan (SGB), Jumat (17/8/2018) sore kedatangan tamu istimewa. Ya, mantan bomber Persebaya yang saat ini mengarsiteki tim Liga 1 Barito Putra Banjarmasin, Jacksen F Tiago hadir di tengah-tengah siswa BSA.

Pelatih asal Brasil ini hadir di SGB untuk memberikan coaching clinic kepada siswa BSA. Ia hadir bersama istri dan anaknya, Hugo Samir yang turut serta dalam latihan.

BSA merupakan sekolah sepak bola usia dini yang baru sebulan berdiri di Kabupaten Bangkalan. Bersama Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, Jacksen didapuk sebagai konsultan teknis di BSA.

“Waktu jeda kompetisi seperti saat ini, saya akan ke sini latihan bersama kalian. Desember nanti saya pasti sering datang, karena saya bagian dari BSA,” ungkap Jacksen di hadapan siswa BSA.

Tentu saja kehadiran Jacksen menjadi daya tarik para wali siswa yang hadir. Usai latihan, mereka dan para siswa bergantian foto bersama Jacksen.

Hingga pada satu momen, Jacksen dikejutkan seorang wali siswa yang tengah merokok saat putra dari bapak tersebut tengah berpose bersama Jacksen.

“Nanti tegur ayah ya, bilang jangan merokok di lapangan. Karena ini lingkungan sehat,” kata Jacksen kepada si anak yang juga didengar bapaknya.

Ia juga berpesan kepada para wali siswa agar turut menjaga pola makan anak-anak. Itu sebagai wujud dukungan terhadap perkembangan fisik anak sebagai siswa sepak bola.

“Hindari gorengan atau tahu tek-tek. Terpenting juga, usia seperti ini belum waktunya dituntut juara. Biarkan mereka berkembang dan menikmati sepak bola. Karena itulah satu cara mencintai sepak bola,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Jacksen turut aktif memberikan teknis dasar sepak bola kepada siswa BSA. Seperti juggling, passing sambil berlari dan kontrol bola.

Ia mengaku sejak lama menyenangi sepak bola usia dini. Bahkan, Hugo Samir yang kini berusia 13 tahun, sudah lama dikenalkan sepak bola.

Hugo yang berdomisili di Surabaya, ia kirim ke Indonesia Soccer Academy (ISA) di Sidoarjo. Padahal, lanjutnya, banyak akademi bagus di Surabaya.

Keputusan Jacksen bukan tanpa alasan. Ia memilih ISA untuk pendidikan sepak bola Hugo Samir meski memakan jarak tempuh sekitar satu jam lebih.

“Karena saya sudah kenal lama dengan Pak Imam Syafii (pendiri ISA). Kami seperti keluarga dan sering berdiskusi dan satu visi. Ide dan nilai-nilai sportivitasnya sama,” pungkasnya.

BSA, ISA, dan Mataram Soccer Academy (MSA) berada dalam satu manajemen. Di bawah kendali Imam Syafii, warga Desa Jaddih Kecamatan Socah, Bangkalan.

“Sebagai putra daerah (Bangkalan), saya merasa terpanggil. Saya bisa mengorbitkan beberapa pemain dari daerah lain,” jelasnya.

Dalam kurun waktu sekitar 5 tahun, MSA telah menelurkan dua pemain Timnas U-15 Pelajar. Keduanya adalah I Putu Krisna Saputra dan Marcel Januar Putra. Mereka kini dikontrak Bali United.

Sedangkan ISA yang dibentuk pada 2012 di Sidoarjo, mampu menjadi barometer akademi sepak bola di Indonesia, karena sukses menelurkan banyak pemain Timnas U-15. Di antaranya Imam Fauzi dan Januarius Wameka (dikontrak Barito Putra).

“Selain memberikan kurikulum berstandar internasional, kami juga membentuk karakter anak. Seperti halnya salat berjamaah dan berpakaian rapi sejak berangkat dari rumah,” pungkas Dosen Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Unesa Surabaya itu. (es)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *