Petinju Sulsel Wakili Indonesia di Kejuaraan Dunia 2025 di Dubai
MAKASSAR, SURYAKABAR.com – Yosua Holy Masihor, salah satu petinju muda andalan Sulawesi Selatan (Sulsel) akan mewakili Indonesia pada Kejuaraan Tinju Dunia di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA).
Kejuaraan Dunia berlabel The IBA Men’s World Championships in Dubai 2025, akan berlangsung 2 hingga 17 Desember 2025.
Yosua adalah peraih medali emas kelas 54 Kg pada PON XXI Aceh-Sumut 2024. Dia juga peraih medali emas di kelas yang sama pada Kejuaraan Tinju Asia Empat Penjuru di Negeri Sembilan, Malaysia. Di final dia mengalahkan petinju andalan tuan rumah, Malaysia.
Selain Yosua, Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP-PERTINA) juga memanggil salah satu pelatih terbaik Pengprov PERTINA Sulsel, Dufri Masihor yang juga ayah kandung Yosua. Dufri adalah mantan petinju Timnas Indonesia peraih medali emas SEA Games 1997 Jakarta.
Timnas Tinju Indonesia telah meninggalkan Jakarta menuju Dubai via Qatar menggunakan pesawat Qatar Airways, Minggu (30/11/2025). Dari Qatar, timnas melanjutkan penerbangan ke Dubai.
Ketua Pengurus Provinsi PERTINA Sulsel, Harpen Reza Ali mengatakan, usai menerima surat pemanggilan dari Pengurus Pusat PERTINA, Yosua dan Dufri langsung bergabung dengan tim di Jakarta pada 24 November 2025 lalu untuk pemusatan latihan.
“Selain Holy dan Dufri, ada satu petinju Jawa Barat, Alfino Caesar Nanlohy yang juga bergabung bersama timnas. Dia main di kelas 67-71 Kg. Sementara Holy turun di kelas 54 Kg,” jelas Harpen Reza Ali.
Holy dan Alfino Caesar terakhir meraih medali emas di Kejuaraan Tinju 4 Penjuru di Negeri Sembilan, Malaysia, pada 18–19 September 2025. Holy juara di kelas 54 kg sementara Alfino meraih medali emas di kelas 75 kg.
Pada 2023 lalu untuk pertama kalinya Holy mengikuti event yang sama di Tashkent, Uzbekistan, 28 April – 15 Mei 2023. Keikutsertaan Holy kala itu merupakan sejarah baru bagi atlet tinju Sulsel. Sebab kali pertama ada petinju Sulsel tampil di ajang bergengsi kelas dunia.
Di pentas tinju amatir Indonesia, Holy juga punya prestasi mentereng. Sebelum juara di PON XXI Aceh-Sumut 2024 lalu, anak sulung dari lima bersaudara pasangan Dufri Masihor dan Sorsin Katiadagho ini sudah puluhan kali juara di berbagai event nasional.
Bahkan sejak masih bermain di kategori junior di saat usianya masih belasan tahun. Pada penampilan perdananya di PON Papua 2021, Oy, sapaanya mempersembahkan medali perunggu. Saat itu dia bertekad akan naik di podium tertinggi pada PON 2024.
Janji itu dia buktikan. Di final PON 2024, Oy mengalahkan seniornya. Petinju yang cukup disegani di negeri ini, Aldom Sugoro. Petinju asal DKI peraih tiga medali perak PON dan pendulang emas pada SEA Games 2017.
“Mohon doa seluruh masyarakat Sulsel. Semoga atlet kebanggaan kita bisa pulang membawa hasil yang sempurna,” ujar Harpen Ali.
Putra tokoh olahraga nasional A Reza Ali ini sudah komitmen, meski tak ada perhatian, bantuan dan support anggaran dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, ia bertekad tetap akan membawa atlet andalannya ini bertarung hingga ke Mancanegara. “Semua demi nama baik dan harga diri orang Bugis,” tegas Harpen Ali.
Sekretaris Pengprov PERTINA Sulsel, Sri Syahril menambahkan, ini bukan membawa nama pribadi saja, tetapi demi membawa nama harum kita Makassar, Sulsel dan Indonesia di kancah dunia.
Karena itu, dia berharap Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar bisa lebih peduli dengan atlet yang berprestasi. (jup)

