KONI Jatim Dorong Cabor Beladiri Tingkatkan Pembinaan Atlet
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur mendorong seluruh cabang olahraga (cabor) beladiri meningkatkan intensitas pembinaan atlet.
Langkah ini diambil untuk memastikan Jatim mampu memenuhi seluruh nomor pertandingan pada berbagai single event nasional maupun Pekan Olahraga Nasional (PON) mendatang.
Desakan ini muncul setelah evaluasi penampilan Jawa Timur pada PON Beladiri 2025 di Kudus. Dari total 223 nomor yang dipertandingkan, Jatim hanya mampu mengirim 79 atlet. Kondisi tersebut membuat banyak nomor terpaksa dilepas sehingga potensi perolehan medali tidak maksimal.
Meski demikian, Jatim masih mampu membukukan pencapaian membanggakan dengan membawa pulang 62 medali. Rinciannya, 32 medali emas, 17 perak, dan 13 perunggu.
Hanya saja, menurut Kabid Binpres KONI Jatim, Dudi Harjantoro, hasil tersebut baru menggambarkan kemampuan maksimal dengan persiapan yang minim.
“Sudah kami evaluasi, dan hasilnya mereka sudah berjuang maksimal. Namun, ke depan kami harus lebih siap menghadapi BK PON dan PON,” ujar Dudi seusai rapat koordinasi dengan sejumlah pengurus cabor beladiri di Kantor KONI Jatim, Surabaya, Senin (24/11/2025).
Salah satu fokus utama pembenahan adalah memperkuat jumlah atlet di setiap cabor. Keterbatasan kuota pada PON Beladiri 2025 membuat Jatim tidak bisa mengikuti banyak nomor, namun demikian beberapa cabor beladiri di Jatim juga sedikit memiliki atlet yang bisa bersaing.
Sebut saja Sambo dan Kempo yang hanya mengirim satu atlet. Kondisi ini menjadi catatan serius, terutama karena peta kekuatan nasional di cabang beladiri semakin merata.
Jumlah atlet yang akan diberangkatkan ke PON selanjutnya, menurut Dudi, dapat bertambah asalkan memiliki prestasi konsisten di berbagai kejuaraan.
Kejuaraan nasional (kejurnas) akan menjadi tolok ukur utama untuk menentukan kelayakan kelas maupun penambahan nomor.
“Melalui kejurnas nanti, kami akan melihat apakah sebuah cabor bisa menambah kelas atau tidak dalam menghadapi BK PON dan PON,” tuturnya.
Karena itu, KONI Jatim meminta para pelatih segera menyusun program latihan jangka pendek dan menengah, termasuk peningkatan kondisi fisik atlet yang dinilai masih menjadi kekurangan utama.
Di tengah upaya Jatim memperkuat pembinaan, sejumlah provinsi lain kini menunjukkan perkembangan pesat di cabang beladiri. Hal ini menjadi tantangan tambahan bagi Jatim menjelang PON 2028.
Dengan peta kekuatan yang semakin kompetitif ini, Jatim dituntut tidak hanya mempertahankan kualitas atlet unggulan, tetapi juga memperluas basis atlet agar bisa bertarung di seluruh nomor pertandingan.
Beberapa atlet Jatim dipastikan masih memiliki peluang tampil pada PON 2028. Namun, Dudi menegaskan, tidak ada jaminan mereka otomatis diberangkatkan. Setiap cabor diwajibkan menerapkan sistem promosi dan degradasi yang dipantau langsung KONI Jatim.
“Semua harus bersaing secara sehat. Hanya atlet terbaik yang akan berangkat,” tegasnya.
KONI Jatim berharap pembenahan ini tidak hanya memperkuat persaingan internal, tetapi juga memastikan Jawa Timur tetap menjadi salah satu provinsi terkuat dalam cabang olahraga beladiri pada PON mendatang. (*)

