Pendidikan
UMM Hadirkan CEO Martha Tilaar, Dorong Anak Muda Jadi Entrepreneur

MALANG, SURYAKABAR.com – DJITU menjadi penguat dan resep kesuksesan Martha Tilaar Group. Hal itu ditegaskan langsung oleh CEO Dr. Kilala Tilaar pada program kewirausahaan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (24/9/2025).

Dalam agenda bertajuk Glow Economy: Beautypreneurs Take the Lead itu, UMM dan Martha Tilaar juga menjalin kerjasama di berbagai sektor.

Lebih lanjut, Kilala menceritakan perjalanan Martha Tilaar Group yang dirintis sejak 55 tahun lalu, hanya dari sebuah garasi berukuran 4×6 meter.

Selama lebih dari setengah abad, kunci kesuksesan perusahaan ini adalah fokus pada Innovation Uniquely Indonesia, yang menampilkan kekayaan budaya lokal.

Menurutnya, resep sukses DJITU: Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan Ulet menjadi salah satu kunci penting keberhasilan ini. Bahkan kini, Martha Tilaar Group telah mengantongi 39 paten, jumlah terbanyak di bidang kosmetik.

Baca Juga:  Kembali Dipercaya Kementerian, Dosen UMM Kembangkan Teknologi Budidaya Pisang dan Melon di Pandaan

Terkait industri kosmetik nasional, Kilala menilai ada pertumbuhan 5,35 persen atau setara dengan 1,98 miliar. Namun, saat ini industri berada pada fase black ocean karena tingkat kompetisi yang sangat tinggi, dengan 1.700 pemain pada 2024, didominasi produk asal Tiongkok.

“Dominasi Tiongkok, terjadi karena pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) yang sangat efisien. Di Tiongkok ada konsep 996, yaitu bekerja dari jam 9 pagi hingga jam 9 malam selama enam hari dalam seminggu,” terangnya.

Meski menghadapi tantangan besar, Martha Tilaar Group tetap konsisten memberdayakan masyarakat, khususnya para petani, secara gratis. Ia menegaskan, mencari keuntungan juga harus memahami, pihaknya harus berdampak bagi orang lain.

Baca Juga:  Tim PKM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Gelar Seminar Digitalisasi dan Rebranding UMKM Desa Candimulyo, Kota Jombang

Sesi kedua bertajuk Entrepreneurship Talk: Insight from Young Entrepreneurs menghadirkan tiga narasumber: Tri Putra Salim (Co-Founder SMITH), Muhammad Rafi (Co-Founder Brighty), dan Priscillia Panemanan (Founder SASC).

Salim berbagi kisah awal berdirinya SMITH, yang berawal dari kamar kos. Produk pertamanya lahir sebagai respons atas mahalnya pomade impor. Ia berpesan agar anak-anak muda tidak ragu dan takut untuk memulai bisnis.

Hal serupa juga disampaikan Rafi yang menekankan pentingnya fokus dalam menjalankan bisnis. Ia memaparkan strategi sukses, yakni menemukan target pasar, memasarkan produk sesuai karakteristiknya, menentukan unique selling point, serta mengukur keberhasilan dengan indikator yang jelas.

Baca Juga:  Mendiktisaintek Dorong Forwarek di ITS Perkuat Ketahanan Pangan Indonesia

Kini, Brighty telah sukses berekspansi ke Malaysia. Sementara itu, Priscillia Panemanan menekankan pentingnya keseimbangan antara keuntungan (profit) dan tujuan (purpose). Menurutnya, komunitas memiliki peran penting sekali untuk keberlangsungan bisnis.

Terakhir, oleh Wakil Rektor I UMM, Prof. Akhsanul In’am, Ph.D. Dalam pesannya mengingatkan mahasiswa untuk meneladani sifat Rasulullah SAW, khususnya di bidang usaha dan bisnis.

Rasulullah selalu dikenal sebagai pengusaha sukses berkat kejujuran (siddiq), amanah, dan kecerdasan (fathanah).

“Maka, ketika bekerja, kunci sukses adalah kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas,” tegasnya. (abs)