Berita Sidoarjo
Stok Gula Menumpuk, Ini Strategi Pabrik Gula Candi Sidoarjo
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Gula petani di Jawa Timur mengalami kesulitan penjualan, hal itu ditandai dengan penumpukan di gudang-gudang pabrik gula. Kondisi ini diduga, karena peredaran gula rafinasi yang semestinya untuk industri, saat ini membanjiri pasaran.
Hal ini juga menimpa PT. PG Candi Baru Sidoarjo. Ribuan ton gula petani masih menumpuk di gudang. Bahkan mereka harus menyewa gudang lain untuk menampungnya.
Yoga Aditomo, HRD PT. PG Candi Baru mengatakan, saat ini harga gula cukup rendah di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14.500 per kg.
“Bahkan, gula yang sudah laku masih belum diambil pedagang dan menumpuk di gudang kami. Gula-gula tersebut merupakan produksi kami maupun gula petani yang sudah kami beli. Hal tersebut membuat kami harus mencari ekstra gudang,” terangnya, Senin (11/8/2025) sore.
Mengenai gula rafinasi, Yoga menjelaskan, banyak pedagang gula yang awalnya membeli di pabriknya kini beralih menjual gula rafinasi.
“Gula rafinasi merupakan gula khusus untuk industri, namun banyak yang bocor dan dijual umum. Ini menyalahi aturan. Kami pernah melaporkannya ke Polda,” ucapnya.
Saat ini, imbuh Yoga, di tingkat konsumen gula rafinasi dijual di kisaran Rp 14.500 hingga Rp 14.600 . Sedangkan gula yang diproduksinya lebih dari Rp 15.000.
“Strategi untuk menghadapi hal ini, gula produksi kami maupun gula petani tebu, kita jaminkan lewat program Sistem Resi Gudang atau SRG. Jadi kami mendapatkan pembiayaan untuk membeli gula petani meskipun di angka 70 persen dengan tambahan 30 dari manajeman. Langkah ini untuk membeli gula rakyat sesuai ketentuan pemerintah Rp 14.500 per kilogram” terangnya.
Saat pabrik-pabrik gula selesai giling dan harga naik, gula-gula tersebut akan dijual. “Saat ini kami punya stok gula sekitar delapan ribu ton hasil produksi mulai bulan Mei 2025 lalu,” imbuhnya.
Dalam setahun, PT. PG Candi Baru Sidoarjo mampu memproduksi lebih dari 31 ribu ton per tahunnya. (sat)