Linus Futsal Jatim 2025
AFP Jatim Gunakan SIAP dan Video Support di Linus Futsal Jatim 2025
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Jatim melakukan terobosan saat menggelar Liga Nusantara (Linus) Futsal Jatim 2025. Ini seiring digunakannya sistem online Sistem Informasi dan Administrasi PSSI (SIAP) untuk memastikan transparansi dan tertib administrasi pemain.
“Pada Linus Futsal Jatim 2025 ini kami menggunakan SIAP. Program ini untuk memagari pemain. Jadi, program SIAP ini jangan menjadi kendala, karena program ini justru menjadi suport,” ujar Arief Anton Sujarwo, Ketua AFP Jatim saat membuka Manager Meeting dan Drawing Linus Futsal Jatim 2025, Senin (19/5/2025).
Penggunaan program SIAP di AFP Jatim ini merupakan kali pertama di jajaran AFP di seluruh Indonesia. Tujuan penerapan SIAP ini selain melindungi pemain juga untuk tertib administrasi yakni meminimalkan rekayasa data dan mencegah pencurian umur yang dapat menciptakan pemain tidak sah dalam kompetisi.
Selain penerapan SIAP, Arief Anton Sujarwo juga menjelaskan pada Linus Futsal Jatim 2025 digunakan video support.
“Untuk pertama kalinya kami akan menggunakan video support. Adanya video support ini semoga bisa membantu dan menaikkan kualitas pertandingan,” paparnya.
Seiring diterapkannya SIAP dan digunakannya video support, Arief Anton Sujarwo mengatakan, semoga langkah ini akan diikuti provinsi lain.
“Apa yang kita lakukan ini semoga diikuti provinsi lain, jangan sebaliknya kita yang mengikuti provinsi lain,” tandasnya.
Sementara itu Rodhi Wahono, Komisi Wasit AFP Jatim menjelaskan penggunaan video support ini seperti yang telah dilakukan di PFL (Profesional Futsal League) dan Delapan Besar Linus Futsal Nasional.
“Video support ini akan berguna bagi tim-tim, pelatih yang nantinya akan mendampingi timnya, sehingga kualitas pertandingan akan naik, karena terbantu dengan video support tersebut. Tim juga akan tidak ragu untuk men-challenge keputusan wasit yang dirasa kurang sesuai,” ungkap Rodhi Wahono.
Terkait apa saja yang bisa di-challenge, Rodhi menyebut ada empat kejadian yakni kejadian gol atau tidak gol, keputusan hukuman kartu merah langsung atau tidak kartu merah, insiden di area penalti terjadi penalti atau tidak dan kesalahan identifikasi.
“Kesalahan identifikasi ini misal, wasit salah memberikan kartu kuning atau kartu merah ke pemain yang semestinya ke nomor punggung 17 tapi diberikan ke pemain nomor punggung 7. Pelatih bisa melakukan challenge,” papar Rodhi Wahono.
Rodhi menambahkan challenge ini juga bisa dilakukan wasit saat di detik akhir terjadi gol, apakah waktu sudah habis atau belum.
“Wasit boleh menggunakan sendiri (challenge) ketika waktu pertandingan gol di detik akhir ya apa tidak, wasit boleh menggunakan challenge,” tandasnya. (es)