Pendidikan
Universitas Brawijaya Siapkan Fasilitas Khusus untuk Belasan Peserta Difabel di UTBK 2025

MALANG, SURYAKABAR.com – Sebanyak 16 peserta difabel akan mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang diadakan di Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB), 23 April hingga 3 Mei 2025.

Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik Arif Hidayat, S.Kom., M.M. menjelaskan, UB merupakan salah satu perguruan tinggi yang ditunjuk sebagai penyelenggaraa UTBK yang menerima peserta difabel.

“Kita menyiapkan satu ruangan bagi peserta difabel di Ruang Lab 1 gedung FISIP. Ada beberapa jenis peserta difabel yang akan mengikuti UTBK di UB, yaitu penyandang disabilitas daksa, penyandang disabilitas rungu, dan penyandang disabilitas netra. Untuk penyandang disabilitas netra berada di sesi 3 UTBK, sedangkan untuk difabel lain penyandang disabilitas rungu dan penyandang disabilitas daksa dibedakan beberapa sesi. Khusus penyandang disabilitas netra, karena perlu peralatan khusus hanya di sesi 3 saja. Sementara untuk difabel lain tidak memerlukan peralatan khusus hanya diperlukan akses menuju ruangan yang ramah difabel,” katanya.

Baca Juga:  2.254 Mahasiswa Asing Serbu Universitas Brawijaya Melalui Beasiswa BISS 2025

Arief menambahkan, untuk kegiatan pelaksanaan UTBK juga menerjunkan pengawas ujian yang mempunyai keterampilan pendampingan dari tim Subdirektorat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif Universitas Brawijaya (SLDPI).

Ketua SLDPI UB Zubaidah Ningsih AS., Ph.D menjelaskan, bentuk pendampingan yang akan dilakukan adalah kerjasama antara unit kami SLDPI dengan tim petugas lapang di lokasi masing calon mahasiswa.

Baca Juga:  Unair Buka Jalur Mandiri Prestasi, Daya Tampung Fleksibel
Baca Juga:  Inovasi Alphabet Wooden Book Bilingual Percepat Anak Kuasai Skill Berbahasa Karya Dosen Unesa

“Pendampingan dilakukan dengan pemetaan akomodasi yang dibutuhkan, misal untuk disabilitas netra, apakah low vision ataukah netra total. Kalau low vision, perlu dibantu pengesetan tampilan di komputer supaya lebih jelas terlihat. Misal menggunakan font lebih besar, background gelap tulisan terang. Kalau disabilitas netra total, bisa dibantu dengan memastikan apakah materi ujian bisa terbaca dengan screen reader atau tidak, sehingga peserta bisa memahami dan memberikan jawaban,” katanya.

Sementara itu untuk disabilitas daksa, akan dibantu mobilitas menuju dan dari lokasi ujian, membantu jika diperlukan di teknis pengerjaan soal, misal untuk duduk, mengetik penyandang disabilitas rungu biasanya bisa lebih mandiri mengerjakan soal, akan tetapi perlu dibantu untuk memahami aba-aba dari pengawas, mendapatkan informasi berbasis suara seperti peringatan waktu tersisa.

Dosen FMIPA tersebut menambahkan, pendamping sifatnya hanya membantu teknis pelaksanaan ujian, tapi tidak mengintervensi apapun di pengerjaan soal, calon mahasiswa mandiri dalam merumuskan jawaban soal. (abs)