Mahasiswa ITS Ciptakan Desain Jembatan Bentang Panjang Padukan Teknologi Canggih

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bernama Baraga, menciptakan desain jembatan bentang panjang yang memadukan teknologi canggih dan ramah lingkungan. Selain fungsional, jembatan ini dirancang ramah bagi pejalan kaki dan mengangkat budaya lokal.

Salah satu anggota tim Baraga ITS Moch Choirul Akbar Majid mengatakan, rancangan jembatan ini berawal dari kebutuhan infrastruktur yang tidak hanya kokoh, namun juga aman dan ramah lingkungan.

”Kami berupaya menghadirkan solusi yang memadukan efisiensi struktur, penerapan teknologi dan memiliki nilai budaya yang mencerminkan keunikan lokasi jembatan,” ujar Akbar.

Baca Juga:  ITS Peringkat 77 Dunia versi THE Interdisciplinary Science Rankings 2025

Jembatan yang diberi nama Arunika sepanjang 180 meter dengan lebar total 30 meter ini, dirancang menggunakan tipe half through arch bridge. Yakni, desain jembatan dilengkapi dengan tiga pelengkung busur yang terletak di sisi kanan, kiri, dan tengah struktur, agar beban terdistribusi secara optimal. Sedangkan, lantai untuk kendaraan terletak di tengah busur utama dengan empat jalur dua arah.

Selain itu, tim dibawah bimbingan dosen Ahmad Basshofi Habieb ST MT PhD ini mengintegrasikan penggunaan teknologi pada desain jembatan melalui Smart Bridge Monitoring System (SBMS).

Baca Juga:  Pj Gubernur Menilai OPOP Berkontribusi dalam Pertumbuhan Ekonomi Jatim

SBMS tersebut dilengkapi berbagai sensor canggih seperti strain gauge, accelerometer, dan warning lack system. “Sensor ini memastikan keamanan jembatan dan pengguna,” ungkap mahasiswa Departemen Teknik Sipil itu.

Akbar menjelaskan, strain gauge dapat mendeteksi regangan pada struktur jembatan, sedangkan accelerometer digunakan untuk memantau frekuensi getaran. Sehingga, ketika ada bagian yang mengalami tekanan melebihi kapasitas, sistem akan memberikan peringatan dini kepada pengguna melalui fitur warning lack system.

Baca Juga:  Pertamina Bawa Pariwisata dan UMKM Binaan Unggulan dalam DMI 2024 Tourism & Trade Expo ke Belanda

Menurut Akbar, penggunaan SBMS memungkinkan data kerusakan jembatan dikirimkan secara real time ke pusat kontrol. Setelahnya, akan ada drone tanpa awak yang diterjunkan untuk memantau titik-titik yang bermasalah untuk kemudian divisualisasikan.

”Visualisasi ini telah dilengkapi Augmented Reality (AR) untuk menggambarkan kerusakan secara jelas. Dalam menemukan permasalahan dan solusi atas kerusakan tersebut, kami juga menggunakan kecerdasan artifisial,” jelasnya.

Kebutuhan listrik untuk mengoperasikan sensor diatasi dengan mudah oleh tim Baraga melalui inovasi sumber energi ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan piezoelectric yang diaplikasikan pada speed bump (polisi tidur) di ujung jembatan dan trotoar, hentakan dari laju kendaraan maupun pejalan kaki akan diubah menjadi energi listrik.

Inovasi ini berhasil meraih juara II di ajang Civil Expo 2024 kategori National Bridge Design Competition yang digelar Departemen Teknik Sipil ITS, belum lama ini. (aci)