Tim In’side, KIR SMAN 2 Sidoarjo Raih Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Tim In’side, anggota ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), SMA Negeri 2 Sidoarjo berhasil meraih Juara kedua Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Nasional dalam event Biomedical Engineering Competition (BMEC) 2024 yang diselenggarakan Program Studi Teknik Biomedis-Fakultas Sains dan Teknologi Unair-Surabaya.
Setelah menggeluti teori materi KIR selama dua tahun, akhirnya tiga siswa SMA Negeri 2 Sidoarjo yaitu Karina Dinda Fidayanti (Kelas: XII-3), Devinta Cahya Mariana Ulfa (Kelas: XII-1) dan Nathania Nova Intana Putri (Kelas: XII-2) yang berniat mengaplikasikan teori yang diperoleh selama ikut KIR, ketiga anggota KIR mencari informasi lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) di internet dan akhirnya menemukan kompetisi tersebut.
Setelah mempelajari tema dan sub tema lomba, Karina dan dua temannya mencari ide penulisan mengidentifikasi masalah masalah yang berhubungan dengan tema lomba dan mencari solusi inovatif yang dapat mengatasi masalah tersebut melalui berbagai referensi yang menjadi rujukan.
“Dari hasil identifikasi masalah dan solusi, kami mengambil identitas tim dengan nama In’side. Nama tersebut diambil dari kata Netraside,” ucap Karina, Jumat (15/11/2024).
Judul yang mereka ambil adalah “NETRASIDE: Aplikasi Pendeteksi Obat Berbasis Application Software Guna Meningkatkan Kemandirian Tunanetra”.
KTI oleh tim In’side berlatar belakang rasa prihatin kepada salah satu kesulitan utama yang dihadapi para penyandang tunanetra adalah ketidakmampuan untuk melihat label dan informasi yang mencakup nama, dosis, dan instruksi penggunaan saat memilih obat yang diperlukan untuk penyakit tertentu.
Menurut Karina, para penyandang tunanetra juga mengalami kesulitan dalam membedakan berbagai jenis obat yang memiliki kemasan serupa atau membaca informasi penting seperti tanggal kedaluwarsa dan efek samping. Hal tersebut dapat mengakibatkan kesalahan pengelolaan obat yang berdampak fatal pada kesehatan.
“Untuk itu perlu ada solusinya. Terinspirasi saat pelajaran tentang “Mengenal Keanekaragaman Hayati yang Ada di sekolah” dengan menggunakan aplikasi Google Lens yaitu teknologi pengenalan gambar dan disertai informasi yang relevan dengan suatu obyek yang diamati, maka berdasarkan permasalahan tersebut kami berinovasi merancang, sebuah pendeteksi obat berbasis application software bagi tunanetra,” jelas Karina.
Mendaftar di awal Juni 2024, tim ini menerima info pada Juli 2024, tim In’side menerima info dari pihak BMEC bahwa abstrak mereka lolos 5 besar dari 50 peserta LKTI , untuk melanjutkan babak full paper.
Sekolah yang lolos Abstrak Lima besar tersebut adalah :SMAN 2 Samarinda ( Kalimantan Timur), SMAN 2 Sidoarjo ( Jawa Timur), MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah ( Bengkulu); SMAN Mojoagung ( Jawa Timur) dan SMA Trensains Muhammadiyah Sragen ( Jawa Tengah).
Untuk menulis materi full paper, tim In’side butuh waktu 3 minggu dengan cara mencari literatur yang relevan dengan penelitian mereka, literatur yang mereka gunakan berasal dari jurnal ilmiah, buku, serta laporan penelitian yang berkaitan dengan KTI mereka.
Selanjutnya mereka merancang prototipe yang sesuai dengan literatur yang mereka kumpulkan dan analisis. Setelah selesai menulis KTI dengan bimbingan Drs.Soegiarto,M.Pd, Tim In’side akhirnya mengumpulkan full paper KTI pada 8 September 2024.
Sambil menunggu pelaksanaan Final, tim In’side melakukan latihan presentasi dan mereka harus mengatur waktu presentesi selama 7 menit. Untuk latihan presentasi mereka melakukan pembagian tugas sesuai dengan poin yang akan disampaikan.
“Untuk tampil prima dalam presentasi, mereka harus menguasai materi apa yang mereka tulis agar percaya diri, kompak, dan yang paling penting adalah berdoa,” kata Pak Gik, sapaan akrab Soegiarto.
Saat tampil presentasi aplikasi Netraside, tim In’side tampil dengan meyakinkan dengan menunjukkan prototype Netraside. Usai presentasi selama 7 menit, tim In’side mendapat pertanyaan selama 10 menit dari tim juri yang terdiri dari tiga orang dosen.
Setelah presentasi, lima sekolah yang masuk babak final diwajibkan memajang poster yang menggambarkan isi dari KTI mereka di depan ruang presentasi dan dinilai tim juri. Pukul 17.15 WIB panitia mengumumkan nilai juri pada final lomba KTI, dan SMA Negeri 2 Sidoarjo meraih juara ke dua.
“Alhamdulillah, saya sangat bangga dengan tim KIR , berkat karya inovatifnya meraih juara 2 Tingkat Nasional, prestasi tersebut merupakan symbol bahwa hasil tidak pernah menghianati doa dan perjuangan yang gigih. Berkat dukungan orang tua bersinergi dengan sekolah dan bimbingan dari guru pembimbing melalui pendekatan hati dan ketekunan dapat menggerakkan siswa untuk mengikuti Lomba KIR yang diselenggarakan Prodi Teknik Biomedis Unair Surabaya,” kata Kepala SMAN 2 Sidoarjo, Ristiwi Peni.
Menurut Peni, pembimbingan terjadwal memotivasi siswa untuk melakukan eskperimen, penelitian, kajian teori, serta menganalisis temuan yang inovatif.
“Kami berharap capaian yang sudah diperoleh terus dikembangkan disamping itu agar atmosfir berprestasi bisa ditularkan kepada siswa yang,” imbuhnya. (sat)