ITS Bantu Penerangan Kapal Nelayan Lewat Inovasi Lamusa Bahari

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Tim Lampu Nusantara (Lamusa) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas produk inovatif untuk menunjang produktivitas kerja nelayan.

Tim yang beranggotakan Agus Muhammad Hatta ST MSi PhD, Prof Dr Dewi Hidayati SSi MSi, Gita Widi Bhawika SST MMT CSCA, dan Ahmad Rieskha Harseno ST MDs ini mengimplementasikan lampu LED permukaan hemat energi, untuk membantu penerangan kapal purse seine bertajuk Lamusa Bahari.

Ketua Tim Lamusa Iwan Cony Setiadi ST MT mengatakan, kapal purse seine merupakan kapal nelayan yang dilengkapi dengan alat tangkap ikan pelagis, yakni spesies ikan yang hidup bergerombol di dekat permukaan air.

“Dalam pengoperasiannya, cahaya menjadi alat bantu utama nelayan untuk menarik perhatian gerombolan ikan. Sayangnya, lampu yang digunakan nelayan boros energi, sehingga konsumsi energi secara ekonomi masih belum optimal,” ujar Iwan, Rabu (6/11/2024).

Baca Juga:  PLN Dukung Kembangkan Potensi Wisata Nelayan Desa Tambak Cemandi Lewat Program TJSL

Iwan menjelaskan, untuk mengatasi permasalahan ini, tim menghadirkan Lamusa Bahari sebagai solusi penerangan yang telah disesuaikan dengan kondisi eksisting nelayan saat ini.

“Lamusa Bahari merupakan produk lampu berbasis LED dan aluminium yang memiliki efisiensi tinggi dengan penghematan sebesar 40 hingga 50 persen. Lampu ini memiliki umur pakai lebih panjang yang mencapai 50 ribu jam pemakaian,” jelas dosen Departemen Teknik Fisika ITS itu.

Dibuat dengan material marine grade, lanjut Iwan, lampu ini dapat digunakan secara fleksibel oleh nelayan dan dapat ditempatkan di seluruh bagian kapal.

Baca Juga:  Tiket Kereta Api Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Sudah Bisa Dipesan H-45 Sebelum Keberangkatan

Pengaturan intensitas cahaya pada lampu ini juga dapat diatur dan bisa melakukan dimming atau pengaturan peredupan LED untuk menghemat daya serta efisiensi energi.

“Meski demikian, tingkat pemanasan lampu ini masih lebih rendah dibanding lampu konvensional biasanya, sehingga dapat terhindar dari overheat yang bisa mengganggu kerja lampu,” ungkapnya.

Baca Juga:  Pemerintah Sederhanakan Aturan Bea Meterai

Iwan menyebut, lampu ini tidak mengandung merkuri yang dapat membahayakan lingkungan. Selain itu, teknologi pada lampu ini menghasilkan spektrum warna hijau untuk menyesuaikan jenis dan usia ikan tertentu.

“Dengan hal tersebut, lampu Lamusa Bahari dapat membantu nelayan menghindari overfishing dan bycatch. Overfishing sendiri merupakan kegiatan penangkapan ikan berlebihan. Sedangkan, bycatch adalah hasil tangkapan yang tidak disengaja atau tidak tepat,” terangnya.

Melalui inovasi ini, tim telah berhasil meraih pendanaan pada ajang bergengsi PF Sains 2024 pada September 2024. PF Sains merupakan kompetisi tahunan yang digelar Pertamina Foundation untuk mendorong para inovator mewujudkan inovasi energi terbarukan dan teknologi. (aci)