Dua Tahun Tragedi Kanjuruhan, Vicky Hermansyah Korban Asal Porong Sidoarjo Ingin Segera Nribun

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Petaka Stadion Kanjuruhan, Malang, hari ini, 1 Oktober 2024 tepat dua tahun. Petaka itu bermula saat laga Arema FC menjamu Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022.

Situasi caos karena semprotan gas air mata petugas kala itu membuat 135 nyawa suporter melayang dan ratusan lainnya terluka. Mereka terinjak-injak menyelamatkan diri berebut keluar stadion.

Salah satu korban selamat adalah Vicky Hermansyah (22), warga Desa Kesambi, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.

Saat ditemui di rumahnya, Selasa (1/10/2024), kondisi Vicky masih mengenaskan. Meskipun Vicky bisa berjalan, tapi tak bisa jauh, karena merasa capek. Tangan kanannya terlihat bergetar. Hal itu terlihat saat dia mengaduk kopi maupun belajar menulis.

Baca Juga:  Kapolresta Sidoarjo Pantau Perkembangan Kesehatan Korban Kanjuruhan Vicky Hermansyah

“Saat ini ya gini kondisi saya. Masih menjalani terapi di Rumah Sakit Bhayangkara Porong. Dijemput dan diantar sama petugas rumah sakit, sama dikasih obat. Semuanya gratis,” ucapnya.

Vicky sangat berharap segera bisa pulih seperti sediakala dan bisa kembali bekerja membantu kedua orang tuanya. “Ini yang menjadi pikiran. Setelah saya sakit, blas (sama sekali) tidak ada pemasukan keluarga. Kasihan Bapak Ibuk yang harus bekerja seadanya. Kadang dapat tapi sering tidak,” katanya.

Sebelumnya, Vicky bekerja di sebuah pabrik di Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.

Baca Juga:  Ini Jadwal Pertandingan Semifinal hingga Final Piala Dunia Futsal 2024 dan Hasil Pertandingan 16 Besar dan Perempat Final
Baca Juga:  Hilgers dan Reijnders Resmi Jadi WNI, Berpeluang Main Lawan Bahrain dan China, Erick Thohir: Semua Bekerja Demi Indonesia

Kepada suryakabar.com, Vicky mengenang, pada 1 Oktober 2022, dirinya bersama sekitar 250 suporter berangkat dari Porong ke Stadion Kanjuruhan untuk mendukung Arema FC dalam laga derby Jawa Timur melawan Persebaya Surabaya.

Vicky masih ingat betul ke mana ia berlari menyelamatkan diri dan akhirnya terinjak-injak kaki suporter lain yang sama-sama ingin menyelamatkan diri keluar stadion.

Menurut sang Ibu, Sumiarsih, saat pertamakali menemui anaknya di RSUD Kanjuruhan, kondisi Vicky memprihatinkan. Kondisi yang memburuk bahkan sempat mengancam nyawa Vicky. Dia dua kali mengalami koma.

Namun, setelah 2 tahun berlalu dan kesehatannya perlahan membaik, Vicky tidak merasa trauma. “Saya ingin sekali datang ke stadion mendukung Arema. Kangen sekali nribun,” tutup Vicky. (sat)