Berita Sidoarjo
Kanit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo Ajak Guru SD Cegah Perundungan dan Kekerasan di Kalangan Pelajar

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Sidoarjo menggelar roadshow edukasi ke sekolah, terkait upaya pencegahan tindak perundungan dan kekerasan di kalangan pelajar.

Edukasi tersebut disampaikan Kanit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo Iptu Utun Utami, kepada puluhan guru SDN se-Kecamatan Jabon, yang berlangsung di Aula SMPN 1 Jabon, Jumat (27/9/2024).

Iptu Utun Utami menjelaskan, belakangan ini marak terjadi tindak kekerasan maupun perundungan (bullying) di kalangan pelajar. Salah satu penyebabnya karena tidak bijak dalam bermedia sosial sehingga terpengaruh.

Baca Juga:  Kanit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo Edukasi Bijak Bermedsos Cegah Bullying kepada Guru TK hingga SMP

Ia menyampaikan kepada para guru, tindakan menyeleweng dari penggunaan media sosial dapat dikaitkan dengan sanksi hukum sesuai yang diatur dalam Undang-Undang ITE. Hal ini yang perlu terus diedukasikan atau disampaikan kepada buah hati kita, para pelajar di sekolah kita.

“Marilah terus kita imbau mereka para pelajar untuk lebih berhati-hati dalam bermedia sosial. Jangan sampai terlibat dalam perbuatan bullying baik di lingkungan sekolah maupun melampiaskannya di media sosial. Bila ada persoalan di pertemanan, selesaikan secara baik dengan guru jangan sampai dengan saling mem-bully dan melakukan kekerasan sebab ada sanksi hukumnya,” katanya.

Baca Juga:  Truk Muat Biji Plastik Tercebur Sungai di Balongbendo Sidoarjo
Baca Juga:  Lulusan Terbaik Teknik ITN Malang Manfaatkan Aliran Air PDAM untuk Pembangkit Listrik Pikihidro

Menurutnya, untuk mencegah terjadi tindak perundungan maupun kekerasan di kalangan pelajar adalah dengan menguatkan nilai-nilai kerukunan sesama pelajar, pondasi ajaran keagamaan, serta karakter moral sejak di bangku sekolah.

“Mencegah terjadinya perundungan di kalangan pelajar membuat orang tua dan guru harus berupaya ekstra keras dalam memberikan pengawasan dan edukasi moral. Mari diciptakan suasana senyaman mungkin sehingga anak-anak atau pelajar tidak segan berkomunikasi ke kita bila ada persoalan di antara mereka,” tutupnya. (sat)