Dua Tim Dosen Unusa Raih Sertifikasi Paten Sederhana Berkat Inovasi Kesehatan
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Berkat sejumlah inovasi di bidang kesehatan, dua tim dosen dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berhasil meraih sertifikat paten sederhana.
Pencapaian ini menunjukkan komitmen Unusa dalam mendukung penelitian dan pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Tim pertama yang dipimpin Iis Noventi SKep Ns MKep mengembangkan inovasi ’Sendok untuk Lansia yang Mengalami Tremor’. Sendok khusus dirancang untuk membantu para lansia yang mengalami tremor atau getaran tangan agar dapat makan dengan lebih mudah dan nyaman.
Iis mengatakan, beberapa lansia dengan kondisi kesehatan stroke, alzheimer, demensia, dan tremor sering mengalami kesulitan makan secara mandiri, tindakan mengunyah dan menelan menjadi permasalah bagi mereka (para lansia).
“Karena kesulitannya, beberapa lansia bahkan mungkin kehilangan nafsu makan dan berhenti makan. Dengan menggunakan teknologi alat bantu, sendok ini mampu menstabilkan gerakan tangan, sehingga makanan tidak mudah tumpah,” ujar Iis, Minggu (11/8/2024).
Menurut Iis, adanya inovasi sendok lansia yang adaptif ini sangat memudahkan kegiatan makan, mengefisiensi waktu lebih menyenangkan dan lansia tetap ternutrisi dengan baik.
”Bentuk sendok yang bisa lurus dan melengkung bisa digunakan sesuai kondisi lansia, sekaligus dilengkapi indikator suhu pada pegangannya untuk mencegah lansia terbakar mulutnya karena makanan yang masih panas,” ungkapnya.
Iis menjelaskan, proses pengajuan sertifikat paten sederhana ini melalui proses cukup panjang, dimulai dari ia bersama tim serta tim dosen lain mengikuti pelatihan penulisan draft paten yang diadakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa pada 2021 hingga akhirnya mendapatkan pengumuman lolos perolehan sertifikat paten sederhana pada Mei 2024.
Sementara itu, tim kedua yang diketuai Dr Teguh Herlambang SSi MSi menciptakan ’Peralatan Kotak Portabel Pemantau Kondisi Jantung Berbasis Wireless Embedded ESP8266’.
Inovasi ini dirancang khusus, terutama untuk pemantauan kondisi jantung yang merupakan salah satu aspek kritis dalam manajemen penyakit kardiovaskular.
Alat ini dirancang untuk memberikan pemantauan kondisi jantung secara real-time, memungkinkan pasien untuk terus memantau kesehatan mereka secara mandiri atau bisa di rumah saja.
”Dengan kemampuan akses nirkabel, alat ini memungkinkan data kesehatan pasien untuk dikirimkan dan diakses secara mudah melalui perangkat yang terhubung,” terangnya.
Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin SSi MPhil PhD mengatakan, sebagai unit yang bertanggung jawab atas pengembangan riset di lingkungan universitas, LPPM memiliki komitmen yang kuat untuk mendorong terciptanya inovasi-inovasi yang tidak hanya memiliki nilai akademis, namun juga membawa manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat luas.
Ke depan, inovasi para tim dosen yang telah mendapatkan sertifikat paten sederhana akan direalisasikan menjadi produk siap pakai.
”Didapatkannya sertifikat paten sederhana ini merupakan langkah awal yang sangat signifikan dalam perjalanan menuju realisasi inovasi-inovasi tersebut. Ini menjadi langkah pembuka bagi pengembangan lebih lanjut dan harapannya semoga produk-produk ini masif di pasaran dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya. (aci)