ITS Kembangkan Media Terapi Tangan Atraktif bagi Penyandang Disabilitas
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengembangkan inovasi kamera terintegrasi deep learning sebagai media terapi tangan atraktif. Inovasi tersebut dikembangkan karena minimnya fasilitas fisioterapi bagi penyandang disabilitas.
Penanggung Jawab Kegiatan, Endah Suryawati Ningrum ST MT mengatakan, melalui teknologi yang dikembangkan tersebut, tim mahasiswa program doktor (S3) Departemen Teknik Elektro ITS berhasil memperoleh hibah program Engineering Projects and Community Service (EPICS).disabilitar
EPICS merupakan program pemberian hibah yang diselenggarakan Institute of Electrical and Electronics Engineer (IEEE). Melalui program ini, setiap tim yang dinyatakan lolos seleksi akan mendapatkan bantuan dana pengembangan teknologi, pemberian sesi pelatihan dengan profesional, serta bantuan non-profit lainnya. Namun, untuk tim ITS hanya menggunakan fasilitas pendanaan saja.
Melalui hibah ini, Endah dan timnya yang berasal dari Laboratorium Visi Komputer Departemen Teknik Elektro ITS itu berhasil merealisasikan teknologi bertajuk Smart Mobile Inclusive Learning (SMILE).
SMILE merupakan teknologi kamera yang diintegrasikan dengan deep learning serta permainan digital yang ditujukan sebagai media terapi tangan yang atraktif. Sekaligus sebagai media pembelajaran inklusif yang menyenangkan saat terapi berlangsung.
Endah menjelaskan, sistem pada SMILE terbagi menjadi sistem informasi monitoring serta permainan terapi tangan. Monitoring digunakan wali pasien dan terapis untuk memantau riwayat terapi pasien.
“Sedangkan, sistem pengembangan permainan terapi tangan berfokus pada deteksi markah tangan untuk kontrol permainan dengan teknologi visi komputer. Adapun permainan yang diusung adalah permainan menggerakkan tangan untuk memasukkan buah ke keranjang,” ujar Endah, Rabu (19/6/2024).
Terkait penggunaan dana hibah, Endah mengungkapkan, dana bantuan yang diterima digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama proyek berlangsung. Kebutuhan tersebut mulai dari pembelian komputer mini, monitor, perangkat elektronik lainnya, hingga pembiayaan hosting dan domain sistem.
Menurut Endah, proyek yang juga bekerja sama dengan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surabaya ini sudah beberapa kali diuji coba dan mendapat respons positif dari terapis maupun pasien.
“Para terapis menyampaikan, dengan alat ini para pasien yang sebelumnya enggan mengangkat tangan menjadi lebih bersemangat mengangkat tangan dan antusias menjalani terapi. Hal ini tentunya turut meningkatkan progres para pasien terapi tersebut,” ungkap dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) itu.
Dengan hasil tersebut, tim optimistis teknologi yang dikembangkan selama setahun ini akan terus berkembang lebih pesat. Tim juga akan terus mengkaji berbagai fitur untuk menyempurnakan teknologi ini agar dapat menjangkau lebih banyak pasien terapi dengan berbagai kondisi. (aci)