FK Unair Beri Edukasi dan Pelatihan Cegah Penyakit Hepatitis B

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya menggelar pengabdian masyarakat (Pengmas) dengan memberikan edukasi sekaligus pelatihan pada masyarakat terkait penyakit hepatitis B.

Ketua Departemen Patologi Klinik FK Unair, Dr Yetty Hernaningsih dr Sp PK (K) mengatakan, pengmas bertajuk “Pembekalan Pra Analitik, Analitik dan Pasca Analitik Pemeriksaan Hepatitis B” ini dilakukan pada masyarakat di Kabupaten Tulungagung. Sehingga, diharapkan masyarakat Tulungagung memahami penyakit hepatitis B, serta angka kasus hepatitis B di Tulungagung dapat menurun secara signifikan.

“Kami hadir untuk memberikan edukasi terkait penyakit hepatitis B. Dengan ini, kami mengupayakan masyarakat memiliki pengetahuan untuk melakukan screening atau surveillance dari hepatitis B, serta menurunkan morbiditas dan mortalitas atas penyakit tersebut,” ujar Dr Yetty, Rabu (19/6/2024).

Baca Juga:  ITS Kembangkan Media Terapi Tangan Atraktif bagi Penyandang Disabilitas

Salah satu pemateri, Yulia Nadar Indrasari dr SpPK menyebut, penyakit hepatitis B merupakan penyakit yang memiliki risiko penularan cukup tinggi. Salah satunya, hubungan darah ibu dan anak, transfusi darah, serta berhubungan seksual tidak aman.

“Ibu hamil juga memiliki risiko penularan signifikan. Apabila ibu hamil yang terpapar hepatitis B akan menularkan ke bayi serta dapat membahayakan kesehatan sang ibu dan bayi. Skrining ini penting untuk mencegah hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.

Baca Juga:  Unair Raih Posisi 81 Dunia pada The Impact Rankings 2024

Menurut Yulia, seorang tenaga kesehatan (nakes) juga memiliki risiko yang tinggi untuk tertular penyakit hepatitis B. Hal itu karena seorang tenaga medis melakukan kontak langsung dengan pengidap. Penularannya dapat melalui luka terbuka, atau darah yang telah terpapar cairan tubuh pengidap.

“Selain skrining secara dini, pemberian vaksin juga tidak kalah pentingnya. Sebab, vaksin dapat meminimalisir adanya dampak signifikan dari risiko penularan penyakit hepatitis. Terutama, seorang nakes harus memiliki proteksi diri untuk menjadi garda terdepan dalam pencegahan penyakit tersebut,” ungkapnya.

Baca Juga:  7.614 Camaba Diterima di Unesa Jalur SNBT 2024

Yulia menjelaskan, penyakit hepatitis B memiliki gejala-gejala umum. Yakni, adanya perubahan warna lebih gelap pada urin, kelelahan untuk beraktivitas, sakit perut, serta menurunnya nafsu makan yang signifikan. Ia menekankan, apabila mengalami gejala tersebut segera melakukan pemeriksaan lanjutan kepada dokter atau tenaga profesional.

“Selain itu, biasanya pengidap hepatitis B akan mengalami nyeri pada persendian dan tulang, serta mengalami perubahan pada warna kulit (penyakit kuning/ jaundice). Gejala itu harus ditangani segera mungkin supaya tidak meningkat pada gejala kronis,” jelasnya.

Apabila pengidap hepatitis B tersebut telah melewati masa lebih dari 6 bulan, mereka akan mengalami demam yang tinggi, kehilangan nafsu makan, artralgia dan ruam-ruam pada kulit. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *