RS Unair Siap Jalankan Kebijakan Pergantian Kelas BPJS Kesehatan ke KRIS

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan resmi memberlakukan pergantian Kelas 1, 2, dan 3 dengan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) pada Juni 2025. Dengan kebijakan tersebut, semua golongan masyarakat mendapat pelayanan sama dari rumah sakit, baik medis maupun non-medis.

Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) Surabaya, Prof Dr dr Nasronudin SpPD K-PTI FINASIM mengatakan, RS Unair siap menjalankan kebijakan baru dari pemerintah pusat tersebut. Hal itu juga melihat hasil dari RS pilot project.

“Pada prinsipnya kami RS Unair siap melaksanakan kebijakan baru dari pemerintah. Kami berharap lebih baik dan bisa memberikan layanan lebih baik lagi kepada masyarakat,” ujar Prof Nasronudin, Kamis (16/5/2024).

Menurut Prof Nasronudin, pergantian kelas BPJS ke KRIS menjadi program baru yang lebih bijak. Sebab, dilakukan penyederhanaan kelas 1, 2, dan 3 menjadi setara, sepadan, dan terpadu.

Baca Juga:  FK Unair Siapkan Dokter Spesialis Dukung PPDS Berbasis Rumah Sakit

Prof Nasronudin menjelaskan, dengan program KRIS ini seluruh pasien dan lapisan masyarakat memiliki hak yang sama mengakses pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan berupaya memberikan pelayanan berbasis kompetensi, spesialisasi, dan sesuai sumpah janji.

“Yang disesuaikan adalah fasilitasnya. KRIS itu harus memenuhi 12 kriteria, seperti bangunannya, ventilasi, pencahayaannya, suhu, ners call, jarak tempat tidur, 1,5 meter, oksigen,” jelasnya.

Baca Juga:  Embarkasi Surabaya Berangkatkan 20 Kloter, 12 Jemaah Sakit Tertunda di AHES
Baca Juga:  KONI Jatim Undang Tiga Tuan Rumah Porprov Jatim IX 2025, Kota Malang Gelar 30 Cabor, Kabupaten Malang 20 Cabor dan Kota Batu 12 Cabor

Selain itu, adanya KRIS dapat menambah waktu pelayanan hingga sore. Bahkan, saat hari Sabtu pelayanan akan tetap sama seperti weekday.

Di RS Unair sudah mempersiapkan kamar mandi dalam ruang pasien, oksigen, dan pelayanan kesehatan lainnya yang sesuai standar. Untuk pelaksanaannya masih menunggu kepastian dari pemerintah pusat.

“Uji coba sudah dilakukan beberapa yang lalu oleh pemerintah dengan menunjuk beberapa pilot project RS. Kelihatannya berhasil, respons masyarakat dan RS bagus, sehingga kita tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan. Tinggal tunggu tarif, itu urusannya pemerintah. Kami siap melaksanakan saja,” pungkas Prof Nasronudin. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *