Unusa dan Unicef Libatkan 101 Ning Jatim Gelar Roadshow Kampanye Cegah Wasting

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bekerja sama dengan Unicef dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menggelar roadshow Kampanye Cegah Stunting dengan mendukung Generasi Bebas Wasting.

Kegiatan ini melibatkan 101 Ning dari organisasi wanita berbasis agama, Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) dari Jatim untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya gizi buruk atau wasting.

Chief Field Office Unicef di Surabaya, Arie Rukmantara mengatakan, roadshow ini bertujuan meningkatkan partisipasi aktif anggota masyarakat, khususnya dari organisasi berbasis agama untuk berperan aktif dalam deteksi dini dan rujukan tepat waktu bagi anak-anak yang menderita wasting.

Baca Juga:  Empat Mahasiswa Unusa Wakili Indonesia di Ajang BUGS 2024 di Malaysia

”Unicef percaya slogan anak-anak muda terkini, collabs or collapse, berkolaborasi atau gagal. Kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan organisasi berbasis agama dan organisasi wanita sangat penting untuk cegah dan deteksi dini wasting, salah satu bentuk kekurangan gizi pada anak balita yang sangat berbahaya,” ujar Arie usai road show Dukung Generasi Bebas Wasting yang digelar di Unusa Kampus B Surabaya, Rabu (15/5/2024).

Arie menjelaskan, kolaborasi dengan organisasi berbasis agama penting, karena menjadi salah satu instrumen bagus untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih mudah diterima dan dilakukan.

“Kerja sama ini penting untuk mendekatkan diri pada populasi muda, untuk menjadi promotor edukator wasting sebelum stunting,” jelasnya.

Baca Juga:  Prodi Teknik Mesin ITN Malang Raih Pendanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka 2024

Arie menyebut, hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023, menunjukkan angka prevalensi stunting di Indonesia bertahan di angka 21,5 persen. Sedangkan, prevalensi wasting naik dari 7,7 persen pada 2022 menjadi 8,5 persen pada 2023.

Khusus prevalensi wasting di Jatim, hanya sedikit menurun dari 9,2 persen pada 2019 menjadi 7,2 persen pada 2022. Sehingga, perlu kolaborasi untuk mempercepat penurunan angka gizi buruk tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng mengaku bersyukur atas kepercayaan yang telah diberikan. Sehingga, Unusa menjadi tempat berkumpulnya 101 Ning untuk mengkampanyekan pencegahan wasting dan stunting.

Baca Juga:  IKA UB Luncurkan Aplikasi Talenta Bagi Lulusan untuk Permudah Dapat Kerja

“Unusa satu himpunan atau satu rumpun dengan Ning-ning yang kali ini dilibatkan dalam penanganan bebas wasting, supaya tidak stunting,” terangnya.

Menurut Prof Jazidie, Unusa berkomitmen menangani gizi buruk bersama Unicef untuk memastikan masa depan Indonesia yang sehat.

Menurutnya, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan. Pertama pendekatan sensitif yang menjadi urusan tim kesehatan dan gizi. Kedua, pendekatan spesifik, yang melibatkan banyak peran, mulai dari perguruan tinggi, organisasi wanita atau remaja, hingga perangkat desa.

“Kalau kita tidak bisa mengatasi stunting di Republik ini, kita semua mengalami dosa konstitusi. Karena janji konstitusi itu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan anak-anak kita, yang mengidap stunting itu mengalami hambatan buat kecerdasan,” pungkas Prof Jazidie. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *