Ulama Mesir Kagumi Banyaknya Jamaah dan Puji Kemegahan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Ulama Mesir Syeikh Muhammad Sayyid Sulaiman Abdul Qadir dan rekannya, Syeikh Syarif Abdul Waris Mahmud Ali mengagumi banyaknya jamaah dan memuji kemegahan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

Hal tersebut disampaikan saat mengadakan Safari Ramadhan ke Masjid Al-Akbar Surabaya yang bertepatan dengan malam 17 Ramadhan 1445 H atau Nuzulul Qur’an.

Atas kerja sama antara Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dengan Kementerian Agama Indonesia, keduanya juga telah melakukan Safari Ramadhan ke Kalimantan.

“Masjid Al-Akbar ini sangat berkesan, karena jamaahnya akbar atau sangat banyak, jadi bisa sebagai ladang dakwah di negeri ini. Semoga, Indonesia menjadi negara yang penuh kedamaian, keberkahan, dam selamat dari marabahaya,” katanya.

Baca Juga:  Kemenag Jatim Gelar Qurah Urutan Daerah Pemberangkatan dan Pemulangan Haji 2024

Sebelumnya, pada waktu yang sama tapi siang hari atau saat Shalat Dzuhur, Masjid Al-Akbar dikunjungi ulama Suriah yang juga anggota istimewa ulama sufi dunia, Syeikh Umar bin Muhammad Rajab Dieb.

“Kita memasuki bulan Ramadhan penuh ampunan maka tidak beruntung orang yang justru tidak mendapat ampunan, karena itu Allah dan Rasul-Nya memerintahkan dzikir agar mendapat ampunan,” kata Syeikh Umar di hadapan jamaah Shalat Dzuhur.

Dalam kesempatan itu, Syeikh Umar mengapresiasi spiritualitas dan kebersihan di Masjid Al-Akbar Surabaya, terutama spiritualitas generasi muda yang datang ke masjid nasional itu.

Baca Juga:  YPTA Untag Surabaya Komitmen Jaga Keberagaman saat Bulan Suci Ramadhan
Baca Juga:  Kemenag Jatim Bagikan 108.409 Paket Sembako pada Festival Ramadhan

“Saya pertama kali ke Surabaya pada tahun 2010 dan saya ingin bisa ceramah di masjid yang kubahnya terlihat bagus dari jalan tol ini, akhirnya bisa terlaksana setelah 14 tahun,” ungkapnya.

Para ulama tersebut mengingatkan jamaah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) untuk memaksimalkan ibadah pada separuh terakhir bulan Ramadhan.

“Karena di separuh terakhir bulan Ramadhan itu terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan,” ujarnya.

Syeikh Umar bin Muhammad Rajab Dieb menyatakan sebagai seorang hamba Allah, sudah seharusnya menjadikan Ramadhan tak sekadar menahan lapar dan dahaga.

“Tetapi tinggalkan larangan dan bersegera pada ampunan, karena kita tidak tahu umur kita,” ujarnya, didampingi rekannya, Syeikh Amir bin Muhammad Rajab. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *