Berita Sidoarjo
favehotel Sidoarjo dan Forwas Ajarkan Bikin Ketupat kepada Anak-anak Yatim di Sidoarjo

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Tradisi Kupatan saat Hari Raya Idul Fitri perlu ditularkan kepada generasi penerus, tak terkecuali anak yatim piatu. Maka dari itu, puluhan anak yatim di Sidoarjo, diikutsertakan dalam pelatihan membuat ketupat yang digelar di favehotel Sidoarjo, Senin (18/3/2024) sore.

Tradisi Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat merupakan simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa. Kupat adalah akronim dari Ngaku Lepat (mengakui kesalahan). Simbolisasi ini digunakan Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Jawa yang pada waktu itu masih banyak orang meyakini kesakralan dari ketupat.

Satu persatu, anak-anak ini diberikan dua buah janur untuk dirangkai menjadi sebuah ketupat. Anak-anak terlihat antusias mengikuti setiap arahan dari pemateri. Acara ini digelar Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) bekerjasama dengan favehotel Sidoarjo.

Baca Juga:  favehotel Sidoarjo Sambut Ramadhan Siapkan Promo Menu Spesial hingga Grand Prize Sepeda Motor Matic

Executive Manager favehotel Sidoarjo, Eka Dewi Kurniawati mengatakan, selain untuk mengisi waktu berbuka puasa, pelatihan ini sekaligus memberi edukasi anak-anak agar bisa membuat ketupat.

“Kita ingin memberi pengalaman yang berbeda untuk adik-adik ketika ngabuburit, kita ajari bikin ketupat,” ucap Eka.

Meskipun dibimbing langsung pemateri yang ahli membuat ketupat, namun anak-anak ini masih kesulitan untuk merangkai janur menjadi ketupat. Bukanya membentuk janur menjadi ketupat, sebagian anak-anak ini justru menganyamnya menjadi tikar hingga pecut.

Berbeda dengan ketupat pada umumnya yang berisi beras, ketupat buatan anak berisi secarik kertas bertuliskan harapan ketika Lebaran seperti mendapat baju baru, sepatu baru, hingga kemakmuran bangsa Indonesia.

Baca Juga:  Pondok Ramadhan, Polisi Sidoarjo Edukasi Murid SMA Soal Bahaya Kenakalan Remaja
Baca Juga:  Pasar Malem Tjap Toendjoengan Surabaya Jadi Penggerak Ekonomi Lokal

“Ini tradisi yang ditunggu-tunggu saat Lebaran. Agar mereka juga tahu bagaimana membuatnya dan melestarikan tradisi ketupat jelang Lebaran,” imbuh Eka Dewi.

Keseruan terlihat saat anak-anak menirukan membuat ketupat. Seperti dikatakan Mutia, salah satu peserta. “Iya susah buatnya. Cara menganyamnya tidak bisa tapi saya senang sekali,” katanya polos.

Kegiatan ini sengaja digelar Forwas bersama sekumpulan warga yang ingin berbagi dengan anak-anak yatim piatu di bulan Ramadhan, sekaligus melestarikan tradisi membuat ketupat kepada generasi muda agar tak punah di kemudian hari.

Setelah selesai membuat ketupat, doa dan harapan, anak-anak ini langsung diajak untuk menikmati menu buka puasa bersama. (sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *