Kisah Dokter Bedah Syaraf FK Unair Jadi Survivor Kanker Jaringan Lunak

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Berawal dari perjuangan melawan kanker di dalam tubuhnya, dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya, dr Muhammad Kamil PhD SpBS, kini menjadi motivator bagi para pejuang kanker.

dr Kamil mengatakan, kanker menjadi salah satu momok penyakit bagi masyarakat. Banyak pasien berjuang melawan kanker. Ia pun mengaku menjadi salah satu orang yang berhasil mengalahkan kanker di tubuhnya.

Kisah dr Kamil yang memiliki semangat hidup tinggi ini memotivasi para pejuang kanker. Terlebih, ia masih terus meraih cita-citanya hingga berhasil dilantik sebagai dokter spesialis bedah syaraf FK Unair Surabaya.

dr Kamil menceritakan, ia menempuh pendidikan dokter spesialis terlama di FK Unair Surabaya. Sebab, harus berjuang melawan kanker di tubuhnya.

Baca Juga:  Pemkot Surabaya Gandeng FK Unair Canangkan Satu Puskesmas Satu Obgyn

Pada 2017, saat studi S3 bedah saraf di Jepang, dr Kamil didiagnosis kanker langka, karena menyerang jaringan lunak, yakni fibromyxoid sarcoma.

“Saat itu, saya berjuang melawan kanker yang sudah memasuki stadium tiga. Bahkan, kanker telah menyebar ke paru-paru dan tulang belakang. Di tengah-tengah itu, sekitar tahun 2017 saya ada penyakit diagnosis kanker, itu saya di Jepang. Selama satu tahun saya menjalani pemulihan dan pengobatan di Jepang,” ujar dr Kamil, Kamis (7/3/2024).

Setelah pulih, dr Kamil langsung kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di Unair tanpa cuti sakit atau lainnya.

Ia ingin membuktikan, dirinya tidak kalah dengan penyakit kanker dan bisa mewujudkan cita-citanya sebagai dokter spesialis bedah syaraf.

Baca Juga:  KAI Ajak Anak Pejuang Kanker di Bandung Berpetualang, Peringati Hari Kanker Anak Sedunia

“Alhamdulillah, saya sudah beres sekolahnya. Itu membuktikan, kanker bukan death sentence, kalau diterapi dan ditangani dengan baik dan dapat akses yang beruntung seperti saya, InsyaAllah itu tidak menjadi hambatan untuk karir dan saya buktikan sendiri di sini. Saya sudah sekolah paling tinggi S3, saya juga dapat spesialis bedah syaraf di tempat yang mungkin di Indonesia juga terbaik bedah syaraf,” jelasnya.

Menjadi survivor kanker dan tekun mewujudkan cita-cita, dr Kamil juga memiliki jiwa sosial. Ia pun aktif dalam gerakan sosial “Miles to Share” membantu pasien kanker, serta aktif menyebarkan gaya hidup sehat melalui olahraga lari yang digemari sejak lama.

dr Kamil mengaku sudah enam kali menggalang dana dengan berlari untuk yayasan kanker dan mendukung pola hidup sehat di Indonesia.

Baca Juga:  Pasutri di ITS Surabaya Dikukuhkan Bersama sebagai Profesor

“Paling sering saya bekerja sama dengan pita kuning, yayasan hingga Unair untuk kanker anak, kanker wanita. Kanker yang dialami wanita seperi kanker serviks, kanker payudara tertinggi kasusnya. Jadi perlu disupport,” ungkapnya.

Di usianya yang ke-37 tahun ini, dr Kamil selalu menyebarkan dan membuktikan, ia bisa kembali sehat karena menerapkan pola hidup sehat. Ia ingin kisahnya dapat memotivasi penderita kanker, bahkan mematahkan stigma buruk.

“Bukan hanya soal pengobatan saja, tapi dukungan, karena di lingkungan kita banyak stigma kalau kanker udah selesai hidupnya. Saya buktikan sendiri, saya kanker, saya balik sekolah lagi, saya lari jauh. Saya sebarkan semangat, bahwa kanker bukan death sentence tapi low sentence, tetap bisa hidup, tetap bisa ditangani dengan baik, memutus stigma dan miss informasi di masyarakat dengan edukasi melalui sosial media dan lari,” pungkas dr Kamil. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *