Dosen Universitas Muhammadiyah Malang Sulap Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi

MALANG, SURYAKABAR.com – Inisiatif pengabdian masyarakat yang menarik dilakukan tim dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Diketuai Fithri Mufriantie, M.P., tim tersebut mengajari cara membuat lilin aromaterapi dari bahan minyak jelantah pada kelompok PKK Kendalsari, Tulusrejo, Lowokwaru, Kota Malang. Agenda itu dilaksanakan akhir 2023 lalu hingga Februari ini.

Fenty, sapaan akrabnya menjelaskan, tujuan pelatihan ini untuk memberikan edukasi kepada para ibu-ibu terkait potensi positif dari limbah minyak jelantah. Minyak yang selama ini dianggap limbah, ternyata dapat diolah menjadi lilin aromaterapi yang bernilai ekonomis.

Menurutnya, masyarakat desa sebenarnya sudah terbiasa mengumpulkan minyak jelantah dan menjualnya. Namun, mereka belum tahu bagaimana cara mengolah limbah tersebut sehingga menjadi produk bernilai.

Baca Juga:  Inovasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Olah Daun Jambu Jadi Sabun Tangan

Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, melainkan juga mendukung konsep zero waste dan ekonomi kreatif.

“Kami ingin memberikan edukasi, minyak jelantah bisa menjadi bahan dasar lilin aromaterapi yang memiliki nilai ekonomis,” tambah Fenty.

Pelatihan itu terdiri dari tiga tahap utama. Pertama, pemberian edukasi kepada ibu-ibu mengenai manfaat positif dari minyak jelantah dan potensinya sebagai bahan dasar lilin aromaterapi. Kedua, proses pembuatan lilin yang melibatkan penjernihan minyak jelantah, pemanasan, penambahan bahan dasar lilin, pewarna crayon, dan essential oil untuk memberikan aroma menenangkan.

Baca Juga:  Mahasiswa ITS Rancang Alat Deteksi COPD melalui Cairan Ludah
Baca Juga:  Unesa Catat Rekor MURI lewat 1.302 Produk Mahasiswa MBKM 2023

“Untuk penjernihan kami menggunakan arang atau kulit pisang yang direndam dengan minyak jelantah selama satu malam. Untuk menghilangkan aroma kurang sedap, kita dapat menggunakan serai. Dari sini, tercipta lilin aromaterapi yang berkualitas. Kami juga menyarankan agar minyak jelantah yang digunakan adalah minyak yang telah dipakai dua hingga tiga kali proses memasak, sehingga penjernihan lebih mudah,” ujar Fenty.

Pada akhir pelatihan, ibu-ibu PKK berhasil membuat lilin aromaterapi yang siap dipasarkan. Selanjutnya, Fenty dan tim berencana melibatkan ibu-ibu PKK dalam program lanjutan berupa digital marketing. Dengan begitu, produk ini dapat dikenal masyarakat luas.

Menurut Fenty, inovasi pengabdian itu tidak hanya membuka peluang ekonomi baru bagi para ibu-ibu di PKK Kendalsari, tetapi juga memberikan solusi positif terhadap masalah lingkungan. Yakni dengan menjadikan limbah minyak jelantah sebagai bahan yang bernilai dan berguna. (abs)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *