Sinergi Gula Nusantara Komitmen Dukung Pemerintah Perangi Stunting

SURABAYA, SURYAKABAR.com – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan melalui Pabrik Gula (PG) Djatiroto Lumajang berkomitmen mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka prevalensi stunting. Salah satunya, dengan menyalurkan dana Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) melalui ‘Gerakan Cukup 2 Telur untuk Turunkan Stunting’ (C2TTS) di Kabupaten Lumajang.

Kasubdiv Komunikasi dan TJSL SGN, Brilliant Johan Anugerah, mengatakan program CSR SGN menyasar beberapa pilar, termasuk pilar sosial, di antaranya kesehatan. Hal itu menjadi komitmen SGN dalam melaksanakan operasional perusahaan yang berkelanjutan sesuai prinsip SEG.

“Melalui program C2TTS ini sebagai upaya bersama kami perangi stunting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujar Brilliant melalui keterangannya di Surabaya, Jumat (12/1/2024).

Baca Juga:  Alun-alun Sidoarjo Dilengkapi CCTV, Air Mancur dan Internet Gratis tanpa Password

Dalam kesempatan yang sama, Manajer Keuangan PG Djatiroto, Apit Eko Prihantono, menyampaikan beberapa perusahaan yang tergabung dalam forum CSR Kabupaten Lumajang bersinergi dengan Pemkab Lumajang untuk mendukung program C2TTS.

“Program pemberian asupan gizi kepada balita underweight dengan pemberian dua butir telur setiap hari selama 60 hari. Kami menyalurkan dana CSR sebesar Rp35 juta,” ungkapnya.

Baca Juga:  Sinergi Gula Nusantara Bantu Permudah Akses Petani dengan Normalisasi Sungai
Baca Juga:  Kemenkeu Jawa Timur Gandeng Polda Jatim Amankan Penerimaan Negara, Kapolda Jatim Dikukuhkan sebagai Relawan Pajak

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Lumajang, dr Rosyidah, mengungkapkan prevalensi stunting di Lumajang ada di angka 23,8 persen. Angka tersebut masih di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur sebesar 19,2 persen dan angka nasional 21,6 persen.

“Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, yakni terhambatnya perkembangan fisik, otak dan organ lainnya terutama pada seribu hari pertama kehidupan,” jelas dr Rosyidah.

Menurut dr Rosyidah, stunting menjadi salah satu bagian dari Double Burden Malnutrition (DBM) yang memiliki dampak negatif, baik sisi kesehatan maupun produktivitas ekonomi.

“Penanganan stunting membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga, kami sampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi SGN PG Djatiroto ikut andil dalam menyejahterakan masyarakat,” pungkasnya. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *