73 Persen Warga Muhammadiyah Jatim Puas Duet Kepemimpinan Gubernur Khofifah dan Wakil Gubernur Emil Dardak
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Sebanyak 73,3 persen warga Muhammadiyah Jatim puas dengan kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak menjelang Pemilu 2024. Hanya 12,3 persen saja yang menyatakan tidak puas dan 14 persen tak menjawab.
Hal itu berdasarkan hasil survei yang dirilis Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasi (PUSAD) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Kamis (4/1/2023).
Peneliti Utama PUSAD UM Surabaya, Radius Setiyawan, menyebutkan dari jumlah kepuasan itu, 27,3 persen di antaranya menilai kepemimpinan Khofifah merakyat. Sedangkan 20,2 persen programnya relevan.
“Kemudian, 13,6 persen meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 9,8 persen menciptakan kerukunan antar-warga, dan 5,4 persen toleransi antar umat beragama,” ujar Radius.
Radius menjelaskan, survei ini dilakukan pada periode 13-28 Desember 2023. Teknik pengambilan sampel memakai Multistage Random Sampling. Lokasi diambil di seluruh daerah Muhammadiyah di Jatim, sebanyak 38 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kabupaten/kota.
Masing-masing kabupaten/kota diambil di tingkat PCM untuk dijadikan sample penelitian. Sampel tiap kecamatan dibagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih di tiap kecamatan dan kelurahan yang dijadikan lokasi penelitian.
“Kami mengambil sampel sebanyak 1.067 responden tersebar secara proporsional di 38 PDM kabupaten/kota dengan margin tingkat toleransi 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan adalah 95 persen,” jelas Radius.
Sementara, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Sukadiono, mengatakan tingginya tingkat kepuasan warga Muhammadiyah Jatim ini juga disebut sebagai indikasi bentuk dukungan warga Jatim bagi Khofifah untuk kembali maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2024.
“Kalau melihat dari hasil survei tingkat kepuasan kepemimpinan ini kan memuaskan yaa, jadi ke depan yaa warga Muhammadiyah pasti mendukung,” terang Sukadiono.
Hasil yang dirilis PUSAD UM Surabaya terkait elektabilitas di Jatim ini diharapkan akan menjadi barometer untuk mengawal jalannya demokrasi yang luber dan jurdil di Jatim menjelang Pemilu 2024. (aci)
