Bank Indonesia Terapkan Langkah Stabilisasi
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Bank Indonesia Jawa Timur (BI Jatim) mempercepat upaya pendalaman pasar uang Rupiah dan pasar valuta asing, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan instrumen-instrumen lain untuk meningkatkan manajemen likuiditas keuangan domestik dan menarik masuknya aliran portfolio asing dari luar negeri.
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BI Jatim, Doddy Zulverdi, saat berbincang dengan media di Surabaya. Menurut Doddy, kuatnya Dolar AS memberikan tekanan depresiasi hampir seluruh mata uang dunia dan mata uang kawasan, seperti Ringgit Malaysia, Baht Thailand, dan Peso Filipina.
“Dengan langkah-langkah stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah terdepresiasi 1,03 persen (year to date). Angka ini relatif lebih baik dibandingkan depresiasi mata uang negara di kawasan dan global,” ujar Doddy di Surabaya, Minggu (19/11/2023).
Doddy menjelaskan, perlambatan kinerja ekonomi lebih tinggi tertahan oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangg (RT) seiring kenaikan pengeluaran pendidikan (Tahun Ajaran Baru), peningkatan konsumsi peralatan RT, bahan bakar, serta suku cadang.
“Perbaikan kinerja ekspor turut menahan perlambatan lebih dalam. Kenaikan kinerja ekspor seiring peningkatan permintaan eksternal dari mitra dagang utama Jatim, yakni Tiongkok (komoditas lemak/minyak nabati), Eropa (komoditas kimia organik), dan Malaysia (komoditas tembaga dan kayu),” jelasnya.
Kinerja ekonomi Jatim pada Triwulan IV 2023, lanjut Doddy, diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan Triwulan III 2023 ditopang perkiraan kinerja konsumsi dan investasi yang lebih tinggi.
“Hal tersebut diperkirakan mendorong perbaikan kinerja LU Perdagangan, LU Konstruksi, dan LU Akomodasi Makan Minum,” katanya.
Doddy memaparkan, peningkatan konsumsi RT terutama didorong peningkatan mobilitas masyarakat pada akhir tahun, momen HBKN Nataru, masa libur Natal, hari besar nasional, dan libur sekolah, peningkatan konsumsi pada masa safari politik menjelang pemilu 2024, serta insentif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan PPN DTP untuk rumah di bawah Rp 2 miliar.
“Investasi diperkirakan turut meningkat terutama ditopang berlanjutnya PSN, proyek Perpres Nomor 80 Tahun 2019, dan proyek swasta,” terangnya.
Doddy memperkirakan, kinerja ekonomi Jatim pada 2024 lebih tinggi dibandingkan pada 2023, dan berada di 4,9-5,7 persen year on year (yoy). (aci)