Hadiri Sharing Session di UNISMA, Cak Imin Paparkan Konsep Pembenahan Sistem Pemerintahan
MALANG, SURYAKABAR.com – Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menghadiri forum akademik bertajuk Sharing Session yang diadakan Universitas Islam Malang (UNISMA) di Gedung Bundar UNISMA, Rabu (1/11/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Cak Imin mengungkapkan pentingnya evaluasi terhadap sistem pemerintahan setiap 30 tahun sekali.
Evaluasi tersebut sebagai upaya untuk mencegah pengeroposan terhadap tatanan pemerintahan sehingga dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat.
Ketum PKB itu menjelaskan, ada banyak cara untuk berbenah. Beberapa di antaranya adalah dengan memberikan mimbar kebebasan mengkritik, kontrol sosial, hingga cara kerja yang harus diperbaiki.
“Semua sistem pemerintahan usianya 30 tahun harus evaluasi. Akan ada pengeroposan di setiap 30 tahun. Pengeroposan itu ada cara membenahinya, yaitu kritik, kontrol, kepemimpinan, dan cara kerja. Indikasi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) merajalela, indikasi yang lain juga banyak, harus kita evaluasi,” tegasnya.
Cak Imin yang berpasangan dengan Anies Baswedan (AMIN) pada Pilpres 2024 ini telah menyiapkan strategi dalam menggaet minat anak-anak muda. Salah satunya dengan menyiapkan lapangan pekerjaan, diimbangi dengan pemaksimalan sumber daya manusia menjadi mumpuni.
“Kita siapkan lapangan pekerjaan yang banyak dengan spesifikasi dan kapasitas yang memadai,” ucapnya.
Cak Imin mengaku bersama Anies Baswedan telah berkomitmen akan menyanggupi setiap undangan yang ditujukan ke mereka.
Sharing Session tersebut sebenarnya juga mengundang bacapres dan bacawapres lain, pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD, dan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
“Kita siap, kampus manapun yang mengundang saya dan Mas Anies Baswedan, setiap saat kita siap untuk hadir,” ujarnya.
Pihaknya mengapresiasi niat baik UNISMA untuk menghadirkan seluruh calon dalam satu forum yang sama. Kegiatan tersebut menjadi pembuktian bagi kampus berbasis Nahdlatul Ulama (NU) tersebut untuk membuka diri dengan cara berdialektika.
Terlebih dalam forum tersebut banyak raja-raja dan pemangku adat yang hadir untuk menerima gagasan masing-masing calon.
“Kampus harus membuka diri dengan berdialektika bersama seluruh capres dan cawapres. Kemudian melibatkan ahli-ahli supaya pemerintahan yang terpilih benar-benar berjalan sesuai tatanan yang ada. Keinginan perubahan dan perbaikan yang sempurna,” pungkasnya. (abs)