Smamita Sidoarjo Peringati Bulan Bahasa Datangkan Seniman Lokal Legendaris Cak Suro dan Cak Eko Londo

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo mendatangkan dua seniman lokal legendaris, Cak Suro dan Cak Eko Londo. Itu dilakukan dalam rangka memperingati Bulan Bahasa 2023.

Kepala Sekolah Smamita Edwin Yogi Laayrananta mengatakan, kehadiran dua seniman tersebut merupakan puncak beberapa kegiatan Smamita dalam memperingati Bulan Bahasa 2023. “Sebelumnya kami menggelar aneka kegiatan seperti bazar, stand up comedy dan musikalisasi puisi,” terangnya, Kamis (26/10/2023).

Menurutnya, semua kegiatan yang digelar menjadi bagian dan cara mencintai Bahasa Indonesia sekaligus rasa memiliki serta semangat menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.

Baca Juga:  MPLS di Smamita Sidoarjo Dibuka dengan Adegan Menembak Balon

Yogi menambahkan, semua kegiatan ini dalam rangka mengenalkan berbagai bahasa yang saat ini sedang boming di antaranya Bahasa Jepang, Korea, China dan bahasa lainnya termasuk dalam memaksimalkan penggunaan bahasa lokal Suroboyoan.

“Tujuannya agar para murid tidak merasa malu dan minder, karena bahasa lokal adalah identitas dari mana kita berasal. Apalagi bahasa ibu kita adalah bahasa Jawa dan dilahirkan sebagai warga yang kenal dengan logat Bahasa Suroboyoan,” imbuhnya.

Yogi melanjutkan, sepintas Bahasa Suroboyoan memang terasa kasar, namun bukan berarti merendahkan atau mengejek seseorang. Bahasa Suroboyoan yang berkembang tidak hanya di Kota Surabaya namun juga kota sekitar.

Baca Juga:  SMP Muhammadiyah Taman akan Terapkan Teknologi Virtual Reality Education dalam Proses Belajar Mengajar

Dalam peringatan Bulan Bahasa ini, para siswa dan guru Smamita juga menggunakan pakaian adat nusantara. Beberapa murid juga terlihat menggunakan busana negara lain seperti pakaian Jepang, Korea, Belanda, Inggris dan Eropa. Begitu pula dengan pertunjukkan seni siswa ludruk dan lainnya sebagai cara untuk mencintai Bahasa Indonesia.

“Target kami mengundang Cak Suro dan Eko Londo adalah agar siswa memahami pentingnya bahasa lokal dan dikenal sebagai bahasa kultur atau budaya asli. Kebetulan kedua seniman itu mengisi di stasiun televisi lokal dan keduanya punya branding penggunaan bahasa Suroboyoan itu,” tutupnya.

Baca Juga:  SD Al Falah Darussalam 2 ICP Tropodo Sidoarjo Lakukan Asesmen Nasional Berbasis Komputer

Sementara itu Cak Suro berharap, para siswa tidak malu dengan logat bahasa lokalnya. Baginya saat dirinya pergi ke manapun, meski menggunakan bahasa Indonesia tetap identitas logat lokalnya tetap keluar.

“Tanpa menyebut diri kita dari mana, orang pasti tahu kalau kita dari Surabaya. Hal itu seperti halnya orang Sunda, orang Batak dan lainnya pasti diketahui dari logat bahasa lokalnya. Karena itu merupakan ciri khas kita. Maka itu kita harus bangga, yang penting menjaga sopan santun,” ucapnya. (sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *