Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa Bagorejo, Banyuwangi Ternak Jangkrik, Modal Kecil Hasilnya untuk Tambahan Ekonomi Keluarga

BANYUWANGI, SURYAKABAR.com – Banyak kegiatan positif bisa dilakukan ibu-ibu rumah tangga untuk menambah pendapatan keluarga. Satu di antaranya menggeluti ternak jangkrik. Kegiatan ini tidak butuh modal besar, juga tidak butuh tempat yang luas. Perawatannya pun juga mudah. Hanya butuh ketelatenan.

Ibu-ibu rumah tangga di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Banyuwangi sudah merintis usaha ternak jangkrik tersebut. Mereka secara berkelompok, bersama-sama warga lingkungan sekitar memiliki usaha ternak jangkrik yang hasilnya bisa menambah ekonomi keluarga.

“Rata-rata ternak jangkrik merupakan kerja sampingan ibu-ibu rumah tangga. Karena merawatnya tidak ribet, tidak membutuhkan perlakuan khusus, hanya rutin kasih makan saja,” kata Sri Yusweni, Ketua Kelompok Jangkrik Sejahtera.

“Ternak jangkrik di sini sudah berjalan sekitar satu tahun. Awalnya hanya 5 orang, kini sudah 17 orang yang bergabung, rata-rata ibu rumah tangga,” imbuhnya.

Baca Juga:  Mutiara dari UMKM Binaan Pertamina Seberat 1,79 Kg Laku Rp 1,6 Miliar di Pameran TEI 2023, Hingga Hari Kedua TEI 2023, UMKM Pertamina Raih Transaksi Miliaran Rupiah

Kelompok ternak jangkrik ini di sebuah gudang bekas penyelepan padi milik warga. Ternak jangrik menggunakan boks berukuran sekitar 3 x 1 meter. Boks tersebut rata-rata berisi 5 ons bibit jangkrik. Lama masa panen jangrik hanya sekitar 26 hari sampai satu bulan.

“Biasanya 1 ons bibit jangrik itu bisa jadi 10 kilogram jangkrik siap panen. Jadi 1 boks bisa menghasilkan 50 kilogram jangkrik saat panen,” kata Sri.

Satu kilogram jangkrik di pasaran sekitar Rp 30.000. Jadi 1 boks bisa menghasilkan Rp 1,5 juta. Sementara  biaya operasional untuk ternak jangkrik relatif kecil. Rata-rata hanya Rp 1 juta per boks, yang digunakan untuk bibit dan pakan jangkrik.

“Jadi rata-rata 1 boks bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp 500 ribu. Kalau punya 3 boks, alhamdulillah. Lumayan untuk tambahan pemasukan tiap bulan,” terang Sri.

Baca Juga:  Dosen PCU Ciptakan Chopper Bertenaga Surya untuk Peternak Sapi dan Kambing

“Warga di sini rata-rata minim punya 2 boks. Selain ditaruh di tempat ini, ada juga yang memelihara di rumah masing-masing,” tambah Sri.

Ternak jangkrik cukup menjanjikan, karena permintaan yang besar. Permintaan banyak dari Bali, Malang, Surabaya, dan daerah lainnya, yang belum bisa dipenuhi kelompok ini.

Total kelompok ini hanya terdapat 35 boks. Jadi tiap bulan rata-rata menghasilkan sekitar 1,75 ton yang dikirim ke berbagai daerah.

Baca Juga:  UM Surabaya dan Singapore Polytechnic Bekali Keselamatan Kerja Petani Siwalan di Lamongan

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, yang melihat langsung peternakan jangkrik saat program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di desa ini beberapa waktu lalu, mengapresiasi upaya ibu-ibu rumah tangga untuk membantu ekonomi keluarga.

Menurut Ipuk apa yang dilakukan ibu rumah tangga di desa ini dengan ternak jangkrik patut dicontoh. “Ini bisa dicontoh. Ibu-ibu bisa mendapat pemasukan dan menambah ekonomi keluarga, tanpa meninggalkan pekerjaan di rumah. Karena ternak jangkrik bisa dilakukan di rumah seperti ibu-ibu di desa ini,” kata Ipuk.

Bahkan menurut Ipuk, ternak jangkrik bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda Banyuwangi untuk mengembangkan bisnis ini.

“Ternak jangkrik cukup menjanjikan. Anak-anak muda Banyuwangi bisa mengembangkan sektor bisnis ini. Perawatannya mudah, modalnya tidak besar, namun permintaannya banyak,” tambah Ipuk. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *