Unusa Siap Kolaborasi Pentahelix Dorong Pemberdayaan Desa Mandiri

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) siap berkolaborasi melalui konsep (pentahelix) untuk mendorong pemberdayaan desa mandiri. Salah satunya, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupatan, Pemerintah Desa, dan Perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi desa.

Hal ini menyusul upaya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Timur yang mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan perusahaan.

Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa, DPMD Jatim, Endah Binawati Muriandini, SP MSi mengatakan, pentingnya mengimplementasikan hasil penelitian yang telah dilakukan perguruan tinggi ke dalam masyarakat.

“Banyak penelitian yang mungkin belum diimplementasikan di masyarakat. Saatnya kampus bekerjasama dengan Pemprov Jatim, Pemkab, Pemdes, dan perusahaan melalui konsep (Pentahelix) untuk memberdayakan masyarakat,” ujar Endah usai menghadiri Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SN-PKM) 2023 yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa di Auditorium Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya, Rabu (4/10/2023).

Baca Juga:  Mantan Mendikbud Ajak 2.154 Maba Unusa Adaptasi Pentingnya Kecerdasan Digital

Menurut Endah, tujuan utama kolaborasi ini adalah agar masyarakat di Jatim dapat menjadi mandiri secara ekonomi. Salah satunya, pengabdian masyarakat yang dilakukan semua desa.

“Semua desa seharusnya telah melaksanakan pengabdian masyarakat. Kami juga telah berkolaborasi dengan perguruan tinggi negeri dan swasta di Jatim untuk berkolaborasi dengan masyarakat,” ungkapnya.

Endah menjelaskan, kolaborasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi yang telah memberikan ilmu dan sumber daya kepada desa. Ini mencakup pendampingan untuk desa, peningkatan kapasitas aparatur desa dan kepala desa, badan permusyawaratan desa, dan lembaga kemasyarakatan desa. Tujuannnya untuk meningkatkan kapasitas desa, terutama dalam hal kepemilikan badan hukum.

“Saat ini, banyak desa yang belum memiliki status badan hukum, terkait Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), sehingga ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Ini merupakan peluang bagi perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan kami dalam meningkatkan kapasitas desa menjadi badan usaha yang memiliki kelembagaan yang kuat, modal yang kuat, dan sumber daya manusia yang andal,” jelasnya.

Baca Juga:  Unesa dan Universitas Malaya Kerja Sama Perkuat Ekosistem Akademik PK-KM 2023

Ketua Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Indonesia, Dr Ing Ir Mahir Bayasut MM mengatakan, dalam mengkaji potensi desa, terdapat beberapa pertanyaan yang dapat menjadi dasar pertimbangan. Yakni, perlu dipertimbangkan sejauh mana nilai inovasi yang dapat ditemukan dalam beragam aspek potensi sumber daya yang dimiliki oleh desa tersebut.

“Perlu dilakukan identifikasi secara teliti untuk mengetahui apakah terdapat aspek-aspek inovatif yang dapat terlihat di dalam sektor-sektor seperti perikanan, pertanian, atau bahkan dalam bidang-bidang lainnya,” terangnya.

Mahir menambahkan, perlu difokuskan bagaimana perguruan tinggi dapat mengambil peran yang lebih aktif dalam meningkatkan tingkat inovasi di desa tersebut. Adanya keterlibatan perguruan tinggi dalam memfasilitasi pengembangan inovasi di tingkat desa, diharapkan hasilnya akan mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan.

Baca Juga:  Mahasiswa Vokasi Unair Rancang Drone Bawah Laut Jarak Jauh Berbasis Android dan AUV

Terkait pemberdayaan desa, Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng, berharap melalui desa-desa yang mandiri akan muncul berbagai kegiatan ekonomi yang dapat berkembang. Setiap desa di Jawa Timur dapat meningkatkan perekonomiannya secara mandiri.

“Meskipun tidak semua desa dapat mencapai 100 persen mandiri dalam hal ekonomi, inovasi adalah kunci. Sebagai contoh, kisah sukses dari desa-desa di Jawa Timur dapat direplikasikan di seluruh desa di Indonesia,” jelasnya.

Menurut Prof Jazidie, penguatan keterampilan warga desa sangat penting karena ini adalah cara untuk meningkatkan ekonomi desa. Selain itu, pembelajaran dapat diambil dari industri yang dapat menghubungkan desa dengan kampus.

“Dana yang disediakan oleh industri dan lembaga pendidikan adalah salah satu kunci keberhasilan dalam mengelola kegiatan yang dapat mendorong perkembangan masyarakat dan ekonomi. Di sini, penggalian potensi budaya juga sangat penting, seperti yang dilakukan Korea dalam mengemas budaya mereka dengan inovasi,” pungkasnya. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *