Kemenko PMK dan Unesa Rintis dan Perkuat Desa Literasi di Jatim

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) merintis dan memperkuat desa literasi di Jatim. Ini seiring, kecakapan dan kesadaran literasi digital generasi muda masih menjadi perhatian bersama.

Serangkaian kegiatan pun digelar untuk meningkatkan kecakapan literasi digital para generasi muda tersebut. Salah satunya, melalui Kemah Pemuda Literasi Digital di Trawas, Mojokerto pada akhir September 2023 lalu.

Kegiatan tersebut melibatkan anak muda lima desa Pancasila rintisan Unesa. Yakni, Desa Rejuno Ngawi, Desa Widodaren Ngawi, Desa Wonocoyo Trenggalek, Desa Watutulis Sidoarjo, dan Desa Pesanggrahan Mojokerto.

Baca Juga:  Smamda Surabaya Ajak Siswa Asing Belajar dan Praktik Membatik saat Memperingati Hari Batik

“Kegiatan ini lanjutan dari sebelumnya, seperti camp literasi digital untuk membekali mahasiswa sebagai calon fasilitator literasi digital ke masyarakat. Nah, kali ini kita bekali pemuda desa sebagai duta literasi digital di desanya masing-masing,” ujar PIC Kegiatan, Iman Pasu Marganda Hadiarto Purba, melalui keterangannya di Surabaya, Senin (2/10/2023).

Dari kegiatan itu, lanjut Iman, mereka menghasilkan empat modul pilar literasi digital. Yakni, modul budaya digital, etika digital, keterampilan digital, dan keamanan digital.

Modul tersebut sudah diuji coba pada 100 lebih siswa Labschool Unesa dan sudah mendapat masukan dari mitra, dosen, dan ahli di bidang literasi digital.

Baca Juga:  FESyar Jawa 2023 Tembus Transaksi Rp 3 Miliar dan 163.940 Pengunjung

“Modul ini mulai kami terapkan ke masyarakat lima desa Pancasila rintisan Unesa. Kami berencana nantinya modul ini akan kami daftarkan sebagai HKI,” ungkapnya.

Iman menjelaskan, Kemah Pemuda Literasi Digital dihadiri 26 fasilitator dan 36 pemuda dari 5 desa Pancasila rintisan Unesa.

Kegiatan ini dinilai penting bagi generasi muda. Sebab, kemampuan literasi digital menjadi tendensi maju atau mundurnya suatu bangsa. “Unesa ingin selalu terkoneksi dengan desa. Konsep pembangunan Indonesia maju dimulai dari desa,” jelasnya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Unesa, Bambang Sigit Widodo mengatakan, penguatan berbasis desa adalah penyelamat bangsa dari konflik yang mengakar. Salah satu bentuknya adalah menjaga local wisdom atau kearifan lokal.

Baca Juga:  Unesa Masuk 10 Besar Nasional Indikator International Outlook THE WUR 2024

“Kami hanya ingin mewariskan hal-hal yang konstruktif, mempertahankan dan mengembangkan potensi-potensi desa merupakan salah satunya, sehingga Indonesia bisa maju dan kuat,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Pesanggrahan, Muhammad Afif, menyebut jika digitalisasi sebagai salah satu masalah di desanya.

“Saya harap 15 pemuda desa saya khususnya dan semua peserta umumnya dapat mengikuti acara dengan maksimal dan mampu mengaplikasikan ke desanya agar lebih melek digital,” harapnya.

Staf SDGs Desa Watu Tulis Sidoarjo, Bastian, menilai kegiatan ini penting dan positif bagi masyarakat desa, mengingat era digital semakin pesat. Bastian berharap, kegiatan itu terus berlanjut ke desa-desa lain agar bisa mencegah hoaks dan kejahatan digital lainnya.

“Apalagi ini jelang pemilu yang tentu akan banyak informasi yang perlu dipilah-pilih. Kita tidak akan tahu mana yang keliru dan benar, kalau tidak punya kemampuan literasi yang baik. Karena itu kami sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini,” pungkasnya. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *