ITS Kukuhkan Enam Guru Besar, Siap Tingkatkan Daya Saing Penelitian

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengukuhkan enam guru besar baru. Ini mengingat, jumlah profesor sangat mempengaruhi kualitas dan pemeringkatan perguruan tinggi.

“Jumlah peneliti di ITS memang tidak sebanyak perguruan tinggi lain, tapi kita terus tingkatkan daya saing dalam bidang penelitian,” ujar Rektor ITS, Prof Mochamad Ashari melalui keterangannya, Jumat (22/9/2023).

Ashari mengatakan, dibanding perguruan tinggi lain, berdasarkan jumlah keseluruhan peneliti, publikasi ITS terus mengalami peningkatan. “Sejak 2019, Alhamdulillah ITS telah berhasil mencetak 50 profesor baru,” ungkapnya.

Baca Juga:  Mahasiswa ITS Kembangkan Alat Deteksi Udara untuk Lawan Polusi

Guru Besar Departemen Statistika Bisnis, Prof Wahyu Wibowo, dalam orasi ilmiahnya menyampaikan seputar pengembangan model semiparametrik spline multirespon. Menurut Prof Wahyu, model tersebut bisa menjadi strategi meningkatkan akurasi dalam pemodelan regresi yang dapat mengoptimalkan pengambilan keputusan suatu bisnis.

Sedangkan, Prof Dr Katherin Indriawati dari Departemen Teknik Fisika, membawakan orasi ilmiahnya terkait peningkatan kemampuan sistem untuk melakukan pekerjaan tanpa kegagalan dalam sistem kontrol modern.

Baca Juga:  Mobil Listrik hingga Program Penjualan Honda Jadi Perhatian di GIIAS Surabaya 2023

“Ada tiga strategi penting dalam sistem kontrol ini, yakni sensor less control, Fault Tolerant Control (FTC), serta deteksi dan identifikasi kesalahan,” terang guru besar ke-164 ITS itu.

Kemudian, Prof Dr Trihastuti Agustinah dari Departemen Teknik Elektro, mengembangkan metode stabilitas dalam sistem kontrol robotik. Inovasi ini fokus menstabilkan sistem kontrol tracking pada pendulum kereta, drone, serta mobile robot yang banyak dipakai armada logistik.

Lalu, Prof Dr Dewi Hidayati dari Departemen Biologi, melakukan optimalisasi pemanfaatan sejumlah organ dari tubuh ikan. Salah satunya, dari kulit ikan patin yang dapat dijadikan sumber gelatin halal. Selain itu, ia juga meneliti organ penting ikan yang dapat menjadi indikator kualitas perairan.

Baca Juga:  Doktor ITS Gagas Algoritma Pendeteksi Lokasi Epilepsi di Otak

Selanjutnya, Prof Dr Tri Arief Sardjono dari Departemen Teknik Biomedik. Orasi ilmiahnya tentang analisis dan pemrosesan citra biomedis dalam bidang kedokteran.

Ini diwujudkan dalam pengembangan Spring Charged Particles Model (SCPM). SCPM sendiri merupakan sebuah model dengan kemampuan mengikuti kontur objek yang diminati. “Di dunia kedokteran, model ini dapat membantu diagnosis medis yang lebih akurat,” jelas guru besar ke-167 ITS itu.

Terakhir, Prof Dr Purhadi dari Departemen Statistika menyampaikan orasi ilmiahnya dalam keilmuan matematika statistika pada model regresi spasial.

Model ini menganalisis korelasi dari distribusi statistik yang menentukan faktor signifikan dari suatu fenomena. “Dengan model ini, dapat dianalisis faktor-faktor signifikan yang memengaruhi berbagai permasalahan baik alam dan sosial,” ungkap guru besar ke-168 ITS tersebut. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *