Berkat Pembangunan Desa, Unesa Beri Gelar Profesor Kehormatan kepada Menteri Desa

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menganugerahkan profesor kehormatan (honoris causa) kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Prof (HC) Dr (HC) Abdul Halim Iskandar MPd.

Gelar kehormatan diberikan atas kontribusi dan dedikasi pria yang akrab disapa Halim Iskandar atau Gus Halim itu dalam pengembangan ilmu sosiolinguistik terhadap pembangunan desa berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat desa.

Rektor Unesa, Prof Dr Nurhasan MKes, mengatakan, gelar kehormatan tingkat profesor kepada Gus Halim merupakan yang pertama diberikan Unesa. Dengan dikukuhkannya Gus Halim sebagai profesor, Unesa kini memiliki 109 guru besar sebagai lokomotif pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset dan inovasi di Unesa.

Baca Juga:  Unesa Kembali Raih MURI Lewat Ribuan Pasang Sepatu Beda Warna Terbanyak

“Latar belakang dan kontribusi Gus Halim selama ini menunjukkan komitmennya di bidang pendidikan dan punya jiwa sebagai pendidik. Beliau merupakan pendidik dan sebagai dosen NIDK serta menggagas berbagai forum, termasuk Ngopi Akademis di Unesa,” ujar Cak Hasan.

Cak Hasan menekankan, profesor kehormatan ini sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan kapasitas akademik Gus Halim atas peran pentingnya yang bisa dilihat dari berbagai transformasi yang terjadi di desa saat ini.

Salah satu program baru yang digagas yaitu Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa sebagai upaya peningkatan kualitas SDM desa. RPL tahap pertama dengan Bojonegoro ini sudah berjalan dan rampung masa studinya. Kini RPL juga diterapkan di Magetan.

Baca Juga:  PSSI dan Unesa Kerja Sama Tingkatkan Kualitas serta Perbanyak Wasit dan Pelatih

Cak Hasan menjelaskan, gelar ini bukan penghargaan formal, namun sebuah penghormatan yang hanya diberikan atas dedikasi yang luar biasa dari tokoh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, masyarakat dan negara.

“Kontribusi Gus Halim di bidang sosiolinguistik merupakan sumbangan penting bagi pengembangan keilmuan dan kajian etnopragmakritis bahasa sebagai media komunikasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa,” ungkapnya.

Menteri Desa PDTT pada kesempatan itu menyampaikan orasi ilmiah tentang “Bahasa sebagai Media Komunikasi Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa: Kajian Etnopragmakritis”.

Gus Halim menekankan peran penting bahasa yang berpengaruh terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa. Bahasa memiliki fungsi integratif, yang menyatukan. Itu merupakan ‘senjata’ pembangunan.

Baca Juga:  Guru Besar Unair Tawarkan Pengobatan Kanker Mulut Minim Risiko Gunakan Bahan Alami

Menurutnya, keberhasilan pembangunan tidak hanya dilihat dari good planning dan good implementation. Namun, elemen lingkungan budaya juga menjadi variabel penting pembangunan. Sebagai produk budaya, bahasa menjadi salah satu faktor keberhasilan implementasi kebijakan dan pembangunan.

Pada kesempatan yang sama, Gus Halim menyampaikan terima kasih atas apresiasi Unesa dalam bentuk gelar kehormatan atas perjalanan dan perannya sejak santri hingga menjadi menteri.

Apa yang dia lakukan itu dinaikkan ke tahap kajian akademik secara etnopragmakritis dan diteorikan sehingga menjadi bahan kajian dan paradigma baru dalam pembangunan, khususnya pembangunan masyarakat desa.

“Peran bahasa sebagai produk budaya kita ini merupakan khazanah, kekayaan dan kebhinekaan kita. Ini tidak akan tergerus apalagi tereliminasi jika menggunakan pendekatan diskursus yang sesuai kondisi masyarakat tiap daerah,” pungkas Gus Halim. (aci) 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *