KKP: Penyebab Kematian Tertinggi Jemaah Haji akibat Jantung dan Pecah Pembuluh Darah
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya memberikan evaluasi dan beberapa catatan, terutama untuk pelayanan kesehatan bagi jemaah haji pada musim haji 2023.
Meskipun ibadah haji tahun ini berjalan lancar, ada beberapa jemaah haji yang belum bisa kembali, karena alasan kesehatan.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya, Dr Rosidi Roslan, mengatakan, seluruh kelompok terbang (kloter) jemaah haji Debarkasi Surabaya sudah kembali ke Jawa Timur melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya, Jumat (4/8/2023). Meski demikian, tahun ini, Rosidi mengakui tantangan yang dihadapi petugas haji dan tim kesehatan cukup besar.
Sebab, dengan diberlakukannya penanganan “haji ramah lansia” membuat tak ada lagi pembatasan usia. Asalkan, calon jemaah haji dinyatakan laik dan sehat untuk terbang maka bisa berangkat. Tak heran dari 38.360 jemaah serta petugas haji jumlah haji lansia mencapai 14.497 jemaah atau 37,79 persen dari jumlah total jemaah.
“Tentu ini tantangan yang kami jawab dengan menurunkan tenaga medis lebih banyak. Alhamdulillah ibadah haji tahun ini berjalan lancar meskipun dengan beberapa catatan,” ujar Rosidi di Surabaya, Jumat (4/8/2023).
Rosidi menjelaskan, catatan yang paling penting yang harus diperhatikan calon jemaah haji adalah tentang kesiapan kesehatan sebelum berangkat.
Dari beberapa kasus memburuknya kesehatan para jemaah di Tanah Suci, diakuinya bukan faktor usia yang sudah rentan. Sebab, banyak lansia bahkan ada yang berusia 119 tahun, justru sehat dan kuat menjalankan serangkaian ibadah haji hingga kembali ke Surabaya dengan tubuh yang sehat.
“Yang paling penting bukan faktor usia. Yang penting adalah pembinaan sebelum keberangkatan. Mulai menyiapkan diri dengan olahraga teratur beberapa bulan sebelum keberangkatan hingga menjaga pola hidup yang sehat,” terang Ketua Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya itu.
Berdasarkan catatan KKP Kelas I Surabaya, sepanjang pelaksanaan haji tahun ini, total jemaah yang meninggal dunia sebanyak 171 jemaah. Dengan rincian, 103 orang jemaah laki-laki dan 68 jemaah perempuan.
Dari 171 jemaah itu, 165 jemaah meninggal dunia di Arab Saudi. Sedangkan, 6 orang meninggal di pesawat dan saat proses Debarkasi. Penyebab utama kematian paling banyak karena jantung, pecah pembuluh darah, serta safety shock. Sedangkan, 29 jemaah karena penyakit pernafasan.
“Beberapa jemaah sebelum terbang juga menderita tekanan darah tinggi dan anemia. Tetapi, masih bisa diterbangkan di kloter berikutnya,” jelasnya.
Khusus untuk jemaah haji yang kini masih dirawat di beberapa rumah sakit di Arab Saudi, penanganannya sudah diserahkan langsung kepada Kedutaan Indonesia yang ada di Arab Saudi.
“Kami pun di KKP Kelas I Surabaya ini telah merekam dan mengolah data kesehatan semua jemaah secara online. Sehingga, dapat menggambarkan kondisi kesehatan setiap jemaah secara cepat dan akurat,” pungkasnya. (aci)