Inovasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Olah Daun Jambu Jadi Sabun Tangan
MALANG, SURYAKABAR.com – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengolah daun jambu air menjadi sabun tangan. Inovasi ini lahir dari Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UMM.
Ketua tim, Aisyiah Apriliano, mengatakan, menurut data badan Statistik Pertanian Hortikultura (SPH) 2023, Kota Malang menjadi urutan ke-11 daerah yang menghasilkan jambu air terbanyak.
Namun, sampai saat ini hanya buahnya saja yang dimanfaatkan. Padahal ada potensi lain yang bisa dikembangkan dan dijadikan produk bernilai.
Sabun ini dinilai praktis untuk dibawa kemana-mana dan tidak khawatir tumpah saat diletakkan di dalam tas.
Inovasi ini juga mempertimbangkan kebiasaan masyarakat yang masih mengesampingkan pentingnya mencuci tangan. Padahal tangan adalah perantara yang vital dan berpotensi besar memasukkan bakteri dan virus ke dalam tubuh.
Ia menerangkan, dalam daun jambu terdapat senyawa aktif berupa flavonoid, saponin, alkaloid, triterpenoid, fenolik, dan tanin. Salah satu senyawa yang memiliki manfaat sebagai pembersih atau antiseptik yaitu senyawa saponin.
Selain itu, pada konsentrasi 20% daun jambu air dapat membunuh bakteri staphylococcus aureus dikarenakan adanya enzim lisozim. Lisozim sendiri ialah enzim hidrolisis yang berfungsi sebagai antimikroba.
Mahasiswi jurusan farmasi itu menambahkan, sabun yang dikembangkan memiliki segudang manfaat bagi kulit. Tidak hanya membersihkan tangan, tapi juga dapat melembabkan dan mencerahkan kulit.
“Produk ini tidak hanya menggunakan ekstrak daun jambu air saja, namun juga terdapat minyak zaitun yang menjadi bahan campuran sekaligus menambah manfaat yang diberikan,” ungkapnya.
Sabun ini cukup tipis dan bisa dikatakan sebagai paper soap. Selain itu juga tidak memberikan dampak buruk pada lingkungan, mengingat bahan-bahan yang digunakan berasal dari alam.
“Pembuatan sabun tentu tak lepas dari bahan texapon yang mengandung sodium lauryl sulfate (SLS). Bahan ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Maka dari itu, pada pembuatan sabun ini, kami hanya menggunakan konsentrasi kadar rendah sehingga tidak banyak berdampak buruk. Sekaligus untuk memaksimalkan manfaat dari kandungan ekstrak daun jambu air tersebut,” jelasnya.
Terakhir, mereka berharap besar pada para pelaku industri dan inovator lain untuk lebih melirik produk berbahan dasar alami sebagai bahan utama. Dengan begitu, angka penggunaan senyawa berbahaya dapat dikurangi dan tidak berdampak buruk pada bumi.
“Indonesia kita ini memiliki potensi alam yang sangat melimpah. Sayang kalau tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Perlu adanya gerakan masif untuk memanfaatkannya dalam jangka panjang,” tutupnya. (abs)