PLN Nusantara Power Produksi 180,9 GWh dari Co-firing di Semester I 2023

SURABAYA, SURYAKABAR.com – PLN Nusantara Power memproduksi energi bersih dari inovasi co-firing sebanyak 180,9 GWh atau setara dengan reduksi emisi karbon sebesar 182.049,06 MT. Produksi tersebut dihasilkan selama semester pertama 2023.

Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, mengatakan, pihaknya berkomitmen mendukung upaya pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang, serta mendukung tercapainya bauran energi baru terbarukan (EBT).

Selain pengembangan unit pembangkit berbasis EBT, juga dibutuhkan strategi yang tepat untuk mendorong energi bersih pada PLTU yang ada.

Baca Juga:  Dorong Pariwisata Indonesia Timur, PLN NP Kelola PLTMG Flores dan Ternate

“Kami (PLN Nusantara Power) telah melakukan studi terkait co-firing sejak 2018 dan telah menerapkan co-firing pada 17 PLTU di Jawa dan luar Jawa. Contohnya, PLTU Paiton kini telah berhasil dalam enam persen co-firing dan kami harapkan akan dapat ditingkatkan presentase bauran co-firingnya,” ujar Ruly dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Senin (24/7/2023).

Dorongan co-firing ini juga sebagai wujud nyata transformasi PT PLN (Persero) melalui aspirasi Green. PLN terus meningkatkan bauran energi hijau dalam penyediaan listrik nasional. Dengan menerapkan co-firing, PLN dapat dengan cepat mengurangi emisi karbon dan melakukan peningkatan bauran EBT dengan tanpa perlu membangun pembangkit baru.

Baca Juga:  PLN UP3 Surabaya Selatan Dukung Pertumbuhan Ekonomi Surabaya dengan Operasikan Tambah Daya 1.730 kVA di RSI Ahmad Yani Surabaya

“PLN Nusantara Power juga menggalakkan co-firing karena inovasi ini merupakan salah satu langkah yang tepat dalam implementasi green energy dan juga merupakan salah satu dari program PLN “green booster” untuk mendukung target bauran energi EBT nasional,” jelas Ruly.

Co-firing merupakan teknik substitusi dalam pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), di mana sebagian batubara yang dijadikan bahan bakar diganti sebagian dengan bahan lainnya, yang dalam konteks ini adalah biomassa.

Baca Juga:  Penjelasan KAI Seputar Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak

“Tidak hanya dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap. Namun, co-firing juga dapat menjadi solusi permasalahan sampah sekaligus menggerakkan ekonomi. Karena salah satu bahan bakar co-firing bisa berasal dari Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP),” terangnya.

Sebelumnya, PLN Nusantara Power juga telah menjalin kerja sama dengan tiga perusahaan asal Jepang untuk mengembangkan energi bersih pada unit pembangkit.

Ketiga perusahaan tersebut, yakni Sumitomo Heavy Industries (SHI), Misubishi Heavy Industries (MHI), serta Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHI Corporation) dalam co-firing ammonia. (aci)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *