Kisah Penjual Bendera Asal Garut, Sepekan Berjualan di GOR Sidoarjo Tak Satupun Laku

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Setiap menjelang bulan Agustus, di Jalan Pahlawan sisi Selatan kompleks GOR Sidoarjo selalu terlihat deretan penjual bendera Merah Putih. Mayoritas mereka adalah warga Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Salah satunya adalah Asep M (56), Warga Kecamatan Leles. Ia pergi dari kampung halamanya mencari rejeki dengan berjualan bendera. Bersama 6 orang teman sekampungnya, Asep datang di Kota Delta pada 15 Juli 2023 lalu. Mereka lalu menggelar dagangannya di trotoar.

“Sudah sepekan ini kami berjualan, namun hingga sore ini belum ada satupun bendera yang terjual,” keluhnya, Sabtu (22/7/2023) sore.

Baca Juga:  Diklat Paskibraka 2023 Lumajang Dimulai, Pesertanya 40 Putra dan 35 Putri, Ini Pesan Sekda Lumajang

Namun ia tidak patah arang. Harapannya terus mengalir, karena menurutnya penjualan Bendera Merah Putih meningkat mulai 1 hingga 16 Agustus.

Ia menambahkan, karena bendera belum terjual ia harus ‘nombok’ dulu untuk biaya makan dan minum. “Ya gimana lagi, ini memang risiko yang sudah saya tahu sejak saya berangkat,” ucap bapak dua anak ini.

Baca Juga:  Pemkab Sidoarjo Bagikan Puluhan Ribu Bendera Merah Putih Jelang HUT ke 78 Kemerdekaan RI

Kali ini, Asep membawa dagangan sebanyak dua karung berupa bendera dan pernak pernik Agustusan lainnya yang berasal dari pedagang besar di kotanya.

Bendera berbagai ukuran ia jual mulai Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu. Untuk umbul-umbul Asep memasang harga mulai Rp 50 ribu sedangkan bendera backdrop delapan lekukan ia banderol Rp 200 ribu.

Baca Juga:  Jateng Juara Umum Pornas Korpri XVI 2023, Jatim Peringkat Ketiga

Asep mulai berdagang di kawasan GOR Sidoarjo sejak 2007 silam. Ia memilih berjualan di sini karena toleransi warganya dianggapnya baik. Ia bersama pedagang bendera lainnya seringkali menerima nasi bungkus oleh pengendara yang lewat. Ia pulang ke kampungnya setiap 16 Agustus.

“Karena berjualannya di trotoar, kami juga tidur di sini sekalian menjaga dagangan. Kalau tidak percaya lewatlah nanti tengah malam.” (sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *