Kolom
La Finale

Lord Pannick memang tak setenar Pep Guardiola dalam dunia sepak bola, tetapi kontribusinya bagi Manchester City tak kalah dengan pelatih asal Spanyol tersebut.

Pannick adalah pengacara yang disewa untuk menyelamatkan City dari sanksi berat akibat pelanggaran ketentuan Financial Fair Play. Banner dukungan kepada pengacara mahal tersebut bahkan terpampang nyata saat Manchester City kontra Aston Villa.

Sebagai klub kelas sultan, Manchester Biru memang sedang menikmati gelontoran dana besar untuk memperkuat diri di dalam lapangan. Pemain dan Pelatih terbaik dunia telah dimiliki. Fans City juga sangat menikmati meskipun ancaman degradasi bisa saja terjadi. Dengan jumawa mereka mempunyai chant we’re Man City, we’ll cheat when we want’.

City saat ini telah meraih double gelar. Trophy Premier League dan FA berhasil diangkat. Akhir pekan ini dapat menjadi sejarah baru meski bukan hal yang baru bagi Guardiola yaitu treble winners.

Inter menjadi lawan di final Liga Champions, Minggu (11/6/2023) dinihari WIB. Klub yang baru saja meraih gelar Coppa Italia akan mencoba menghentikan keperkasaan Erling Haaland dan teman-temannya.

Jika City menjadi klub yang berlebih uang, Inter adalah tim yang sedang menata dan mengatur keuangan sehemat dan seaman mungkin dibawah kepemilikan Steven Zhang.

Pemain Inter banyak yang didapat secara gratis atau pinjaman. Harga skuad Inter tak ada separuh nilai pasukan milik Sheikh Mansour.

Semua jelas banyak yang mengunggulkan Manchester City, tetapi sepak bola tak hanya tentang uang dan ramalan di atas kertas.

Sepak bola adalah tentang 90 menit atau lebih, cucuran keringat, mentalitas serta taktik dari pelatih yang dibumbui drama dan dewi fortuna. Juara nanti hanya akan terbukti ketika peluit akhir ditiup Szymon Marciniak.

Guardiola dan pasukannya memang menjadi skuad yang menakutkan musim ini. Mereka juga telah melewati jalan yang dapat dibilang lebih terjal dibanding Inter untuk menuju Istanbul.

Tapi Simone Inzaghi tentu telah menyiapkan ramuan mujarab untuk meredam kelincahan Kevin de Bruyne, Bernardo Silva dan Jack Grealish serta kekuatan John Stones, Rodri dan Kapten Ilkay Gundogan.

Lini tengah memang akan menjadi area pertempuran tersengit. Marcelo Brozovic, Nicolo Barella serta Hakan Calhanoglu akan mencoba dengan kekuatan fisik untuk dominan di lini sentral.

City dan Inter adalah dua tim yang suka dengan possession football, transisi yang rapi dan teratur meski dengan pendekatan yang berbeda.

Pep menggunakan formasi 1-3-2-4-1 sedangkan Simone tak beralih dari formasi klasik 1-3-5-2. Pep dengan mobilitas yang tinggi, Simone dengan cara bermain yang mudah ditebak tetapi menyimpan misteri tak terduga.

Taktik Simone tak lagi sama dengan pelatih konservatif asli Italia, bertahan dan membosankan. Pelatih yang terkenal dengan spesialis peraih Coppa ini memiliki taktik dinamis dan kekinian. Lebih modern dari Antonio Conte. Build up dari kiper Andre Onana, centre back yang aktif menyerang dan kirim umpan terobosan ke striker, tanpa melupakan crossing crossing tajam dan terpercaya dari Federico Dimarco serta Denzel Dumfries.

Kesamaan kedua pelatih adalah bermain dengan cara vertikal dan pragmatis. Keakuratan lini depan akan sangat menentukan. Siapa yang efektif dalam mengeksekusi peluang akan mendapatkan keuntungan.

Haaland tentu menakutkan tapi Lautaro Martinez dan Romelu Lukaku tidak akan membuat nyaman Ruben Dias. Menguasai lini tengah adalah satu hal tetapi ketepatan dalam memanfaatkan kesempatan dapat menentukan siapa yang layak jadi pemenang. Termasuk memaksimalkan situasi bola mati.

Pressing tinggi yang disukai Inzaghi akan menyulitkan City memainkan bola. High defensive line yang dibuat trio centre back milik City akan menjadi incaran umpan daerah lini serang Inter.

Final yang sungguh menarik. Klub Inggris yang dimiliki orang Uni Emirat Arab melawan klub Italia yang dimiliki orang China.

Pelatih yang terkenal dengan tiki taka melawan pelatih yang tumbuh kembang bersama filosofi catenaccio dan zona mista.

Istanbul akan menjadi kenangan buruk bagi Inter seperti yang pernah dialami klub sekota AC Milan ataukah mitos pemain asal Kroasia selalu menjadi juara Liga Champions akan kembali terjadi.

Noel Gallagher berharap bertemu Inter di final, Javier Zanetti lebih memilih City daripada Real Madrid untuk dihadapi di Final.

Terwujud sudah, kini tinggal menanti siapa yang lebih bahagia di akhir laga. Akankah Pep dapat mewujudkan obsesi City untuk menjadi juara Liga Champions Eropa pertama kali atau Simone akan wujudkan mimpi mengikuti jejak Luigi Simoni, bawa Inter juara di Eropa meski gagal di Serie A.

Tapi apapun hasil pertandingan yang jelas pundi-pundi Lord Pannick akan terus bertambah demi menjaga eksistensi City di kancah sepak bola dunia.

Selamat Menyaksikan !

Penulis: Johan Satrya, Penikmat Sepak Bola Italia

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *