Kanwil Kemenkumham Bali Duplikasi Pelayanan Publik Kemenkumham Jatim
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Kanwil Kemenkumham Bali berencana menduplikasi Pelayanan Publik Kemenkumham Jawa Timur.
“Sejak kami turun dari mobil, kami sudah terkesan dengan pelayanan pegawai Kanwil Kemenkumham Jatim,” ujar Kadiv Admknistrasi Kanwil Kemenkumham Bali, Mamur Saputra, saat studi tiru pembangunan zona integritas di Kanwil Kemenkumham Jatim, Kamis (9/3/2023).
Menurutnya, pegawai Kanwil Kemenkumham Jatim telah membuatnya terkesan karena telah memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat pengguna layanan. “Bagaimana petugas mengarahkan dan rambu-rambu yang ada juga sangat mudah dimengerti,” terangnya.
Ia juga mengapresiasi kolaborasi dengan stakeholder yang dilakukan instansi yang dipimpin Imam Jauhari itu. Sehingga bisa membangun dan memperbaiki sarana pelayanan yang ada.
BACA JUGA:
“Kami mendapatkan banyak sekali ilmu dan referensi dari Jawa Timur, dan kami berkomitmen untuk mengambil yang baik dan yang belum ada di Bali,” terangnya.
Sementara itu, Kadiv Administrasi Saefur Rochim mengatakan, Jawa Timur menjadi salah satu kanwil yang paling dinamis naik dari isu keamanan dan ketertiban lapas dan rutan, pelayanan keimigrasian hingga pelayanan hukum dan HAM.
“Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi kami karena dalam melakukan pembangunan zona integritas, Kanwil punya peran ganda. Selain sebagai pembina, kami juga sebagai pelaksana,” urainya.
Menurut Rochim, pihaknya harus membina 63 UPT jajaran dan di saat bersamaan, ia juga harus melaksanakan pembangunan zona integritas sebagai sebuah satuan kerja.
“Mengutip pesan Sekjen KomjenPol Andap Budhi Revianto, Kanwil harus Lead by Example atau memimpin dengan memberi contoh. Jadi, kalau kanwil sudah meraih WBBM, tidak ada alasan lagi dari UPT untuk bermalasmalasan melakukan pembangunan zona integritas,” terangnya.
Salah satu kunci sukses pokja di Jawa Timur, ucap Rochim, adalah tim yang solid. Rochim menegaskan, predikat WBBM yang diraih bukan hanya hasil kerja 1-2 orang saja. “Seluruh divisi dilibatkan dalam pokja. Seluruh individu di setiap divisi harus membuat inovasi,” tegasnya.
Selanjutnya, Rochim menjelaskan, kunci utama dalam inovasi yang dibangun yaitu sinergi dan kolaborasi. Inovasi jangan hanya terpaku pada aplikasi, yang lebih penting adalah sinergi dan kolaborasi untuk menjawab tantangan.
“Kami membangun ulang pusat pelayanan terpadu tadi dengan dukungan dari stakeholder utama kami yaitu Bank Nasional Indonesia (BNI). BNI berpartipasi dalam pembangunan Pusat Pelayanan Terpadu untuk menciptakan ruangan yang lebih representatif,” urainya. (sat)