Launching Progresif TV dan Sarasehan Inovasi dalam Literasi Dahwah Digital di Pondok Pesantren Bumi Sholawat
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Gubernur Jawa Timur, Hj. Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali melaunching Progresif TV di Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Jalan Kyai Dasuki No 1 Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo, Minggu (20/2/2022) sore.
Turut hadir dalam acara ini Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat KH. Agoes Ali Masyhuri, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Wali Kota Surabaya H. Eri Cahyadi, Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani, Wakil Bupati Gresik Hj. Aminatun Habibah, Ketua Yayasan Ponpes Bumi Sholawat Gus Aria Muhammad Ali.
Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya menyampaikan, selamat dan sukses atas dilaunchingnya Progresif TV sebagai salah satu produk dari Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat.
“Di era globalisasi saat ini dunia berada dalam satu genggaman tangan yakni melalui Hand Phone kita bisa membayar listrik, mentransfer uang, menulis dan membaca berita,” jelas Khofifah.
Pada posisi seperti ini, Pondok Pesantren Bumi Sholawat telah menyiapkan semuanya dengan melibatkan para pakar telekomunikasi dan IT, sehingga konten Progresif TV bisa bermanfaat untuk semua umat.
Lebih jauh Khofifah meminta agar konten-konten di Progresif TV diisi dengan informasi seperti halnya kajian kitab kuning, hukum fiqih, transaksi finance online dan juga pencerahan yang dibuat para kyai disebarkan ke masyarakat.
Gubernur Jawa Timur juga menyampaikan, dakwah literasi digital saat ini menjadi kebutuhan masyarakat untuk mencari informasi baik ekonomi, sosial maupun budaya.
“Kami pemerintah provinsi serta pemerintah di wilayah Surabaya raya selalu memberikan suport dan berdoa semoga Progresif TV bisa mencapai kesuksesan dan kami juga berharap agar nantinya Progresif TV bisa menjadi bagian dari pencerahan kehidupan masyarakat, agama, bangsa dan negara,” harap Khofifah.
BACA JUGA:
Dalam launching Progresif TV digelar sarasehan yang mengangkat tema besar Inovasi Dalam Literasi Dakwah Gigital.
Hadir sebagai narasumber yakni Bupati Gresik, Wali Kota Surabaya, Bupati Sidoarjo dan sebagai moderator Pakar Komunikasi Unair Suko Widodo.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali sebagai narasumber menyampaikan para ulama pada zaman dulu menuangkan hasil pemikirannya dalam suatu kitab. Namun yang menjadi masalah saat ini minat baca masyarakat berkurang dan sudah bergeser ke jejak digital.
Untuk itu mindset harus diubah yakni dengan memulai dakwah secara digital. Namun dalam dakwah digital masih timbul masalah lagi yakni minat untuk memahami dakwah digital kurang dari satu persen dari jumlah orang NU di Indonesia.
“Rata-rata orang Indonesia memanfaatkan waktunya setiap hari 8 jam 52 menit untuk mengakses HP. Data yang lebih mengejutkan 80 persen penggunaan internet untuk komunikasi tetapi ada 63,4 persen memakai internet untuk mengisi waktu luang. Kalau waktu luang tidak kita manfaatkan untuk diisi dengan hal-hal yang positif maka radikalisme dan pornografi akan masuk,” urai Gus Muhdlor.
Bupati Gresik, H. Fandi Akhmad Yani menyampaikan dunia dalam genggaman, dahwah digital merupakan ikhtiar menyebarkan agama. Jika dalam praktiknya dakwah masih menggunakan cara konvensional maka kita akan tertinggal. Untuk itu mulai hari ini kita bisa berdakwah melalui media sosial, sehingga lebih mudah tersampaikan.
Senada juga disampaikan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di era digitalisasi seperti sekarang ini, apapun bisa dilakukan termasuk dakwah digital. Jangan sampai kita sebagai orang Islam kalah dengan orang lain yang memanfaatkan digitalisasi untuk faham radikalisme.
“Kami sangat berharap semoga dengan adanya dakwah digital ini bisa untuk menangkal masuknya faham radikalisme yang bisa mengancam keselamatan bangsa dan negara,” jelasnya.
Di tempat yang sama KH. Agoes Ali Masyhuri selaku pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat menyampaikan barang siapa yang mampu menguasai media berarti mempunyai separuh peluang untuk menguasai opini publik.
Opini publik bisa dibangun dan juga bisa dirusak. Kalau kita kalah dengan media derajat kita akan rendah, tetapi kalau kita bisa menguasai media maka kita akan lebih unggul.
Seperti halnya sambil mencontohkan Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat, semua siswanya lebih unggul bisa menguasai media dan tentunya mereka bisa memenangkan berbagai kejuaraan di luar negeri. (sty)