Komite SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo Gelar Webinar Parenting tentang Pendidikan Seks bagi Anak
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Komite SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo menggelar webinar parenting komunikasi reflektif dengan anak bertema “Edukasi Kesehatan Reproduksi, dianggap Tabu padahal Perlu”, Sabtu (19/2/2022).
Webinar parenting ini digelar mencermati meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap anak pada rentang waktu 2019 hingga 2021.
Pada 2019 kasus kekerasan seksual mencapai 6.454 kasus. Tahun berikutnya meningkat menjadi 6.980 kasus.
Sejumlah ahli menyatakan penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak, satu di antaranya terjadi karena Narkolema yaitu narkotika lewat mata (pornografi) yaitu apa yang mereka lihat baik berupa gambar, alur cerita, foto maupun video yang melanggar norma-norma kesusilaan.
Pembelajaran sekolah yang berganti dari offline ke online memberi kesempatan anak mengakses internet sebanyak-banyaknya. Termasuk konten yang seharusnya belum boleh diakses anak sekolah, tanpa pengawasan yang ketat memperbesar kemungkinan anak terpapar pornografi.
Kordinator Pelaksana Webinar Mira Safrina mengungkapkan, tema tersebut dipilih sekaligus untuk memperingati Hari Pendidikan Seks Internasional yang diperingati setiap 2 Februari.
“Salah satu bentuk dukungan terhadap itu maka orangtua perlu tahu dan terlibat, salah satunya dengan mengikuti webinar ini,” ujar Mira.
BACA JUGA:
Kepala Sekolah SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo, Ririn Indriyanti, menjelaskan, webinar parenting berkaitan dengan kesehatan reproduksi sangat penting. Saat semua terakses dengan mudah melalui internet maka perlu dilakukan edukasi sejak dini.
“Edukasi yang baik adalah edukasi yang mengedepankan keterbukaan, tetapi dibarengi informasi yang benar dan positif terkait hal-hal yang dianggap tabu tetapi sangat perlu,” kata Ririn.
“Di SD Pembangunan Jaya 2 melalui pembelajaran tematik telah diperkenalkan tentang pentingnya bagaimana cara menjaga kesehatan pribadi. Webinar ini bisa menjadi wadah untuk kita semua belajar bagaimana mengedukasi terkait kesehatan reproduksi untuk anak yang penting dikenalkan sejak dini,” imbuhnya.
Pemateri Anastasia Satriyo, Psikolog Anak dalam webinar menjelaskan, penting bagi orangtua untuk menyiapkan psikologi dalam mengontrol diri sendiri sebelum menangani anak, karena otak anak menyerap energi dari orangtua.
Kecanggungan dalam mendiskusikan pendidikan seks kepada anak terjadi karena memang tidak terbiasa membicarakannya.
“Jadi sekarang perlu membiasakan diri membicarakan pendidikan seks, saat ini memang lebih mudah membicarakan hidung dan telinga dibanding membicarakan penis dan vagina,” ujar Anastasia.
Mengajarkan perilaku seksual yang bertanggung jawab, merupakan alasan kenapa pendidikan seks harus diberikan orangtua. Posisi orangtua yang memberikan rasa aman dan dipercaya bisa mempermudah anak berbagi pengalaman dan permasalahan.
Anastasia menjelaskan lebih lanjut, pendidikan seks pada anak usia dini yang dilakukan lewat obrolan, cerita dan diskusi dua arah mempunyai manfaat membuka jalan untuk diskusi mengenai seksualitas di fase kehidupan anak selanjutnya.
Lebih lanjut lagi yang terpenting, pendidikan seksualitas membantu mencegah anak mengalami kekerasan dan pelecehan seksual, karena anak memiliki pengetahuan yang benar dan konsep yang tepat dan sehat.
Webinar yang berlangsung selama tiga jam diikuti 90 peserta orangtua dari berbagai daerah di Indonesia. (sty)