Libur Imlek, Masuk Sidoarjo Tidak Bisa Menunjukkan Surat Sehat Siap-Siap Dirapid Antigen
SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Antisipasi libur panjang Imlek, Pemkab Sidoarjo menyiapkan langkah-langkah pembatasan kegiatan dengan melakukan penyekatan di sejumlah titik akses masuk Sidoarjo.
Penyekatan dilakukan, 12-14 Februari. Titik penyekatan di antaranya Jalan Raya Waru, Jalan Pondok Tjandra, Jalan Raya Krian, Jalan Raya Porong dan Prambon.
Warga luar kota yang masuk Sidoarjo akan dicek suhu badan dan diperiksa identitasnya. Jika tidak bisa menunjukkan surat keterangan sehat akan dilakukan rapid antigen di tempat.
Satgas penanganan Covid-19 Pemkab Sidoarjo sudah menyiapkan antisipasi jika ada warga luar kota yang positif dari hasil pemeriksaan rapid antigen maka orang tersebut diminta melakukan isolasi mandiri di tempat yang sudah disediakan satgas penanganan Covid-19 Pemkab Sidoarjo.
Pemkab Sidoarjo selama pelaksanaan PPKM mikro sudah menyiapkan 1.000 rapid antigen. Dinas Kesehatan akan melakukan 3T (tracing, testing dan treatment) kepada warga yang tinggal di kawasan PPKM mikro dan warga dari luar kota yang masuk ke Sidoarjo tanpa bisa menunjukkan surat keterangan sehat bebas Covid.
Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono minta masyarakat menyadari pemberlakukan penyekatan jalan selama libur Imlek ini antisipasi yang dilakukan Pemkab Sidoarjo menekan penyebaran covid.
Selama berlangsungnya PPKM jilid 3 petugas gabungan dari TNI-Polri dan Satpol PP tidak kendor melakukan razia operasi yustisi. Operasi yustisi dinilai Hudiyono efektif dan berhasil menurunkan penyebaran. Lebih dari Rp 2 miliar, uang denda dari pelanggar Prokes yang terjaring operasi yustisi.
“Kami membandingkan sebelum dan setelah PPKM. Mulai dari BOR isolasi atau ketersediaan kamar isolasi sebelum PPKM jumlah kamar yang terisi mencapai 91 persen. Kemudian setelah PPKM menurun menjadi 60 persen. BOR ICU covid semula 87 persen sebelum PPKM sekarang sudah turun menjadi 67 persen. Apalagi kita sudah menambah sarana dan prasarana alat bantu pernafasan HFNC,” ujar Hudiyono usai sidak posko PPKM mikro di Perum Bluru Kidul Residence.
Hudiyono menambahkan, kasus konfirmasi baru harian dari 24-53 orang per hari sebelum PPKM, sekarang turun menjadi rata-rata 1 orang per hari.
“ROT (rate of transmission) atau tingkat penyebaran turun dari 1,03 persen menjadi 0,96 persen. Saya kira upaya ini tidak lepas dari kedewasaan masyarakat Sidoarjo terhadap pelaksanaan PPKM jilid ketiga ini,” pungkasnya. (sty)