NasDem Komitmen Beri Pendidikan Politik, Awey: Tak Berlakukan Mahar Rekom dalam Mengusung Calon Kepala Daerah

SURABAYA, SURYAKABAR.com – Keputusan Machfud Arifin (MA) memilih dari kalangan profesional, yakni Ir Mujiaman Sukirno (Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya), sempat mengagetkan banyak pihak, meski pemilihan tersebut sebenarnya sudah dibicarakan dengan partai koalisi pengusung MA.

Meski demikian, sempat muncul gelombang penolakan dari 31 pengurus kecamatan (PK) Partai Golkar karena menganggap Mujiaman diusulkan PKB meski tidak resmi.

Nah bagaimana Partai NasDem melihat ini? Menurut Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPW Partai NasDem Jatim Vinsensius Awey, dari sejak awal dan berbagai kesempatan, Partai NasDem sudah menyatakan mengusung Machfud Arifin (MA) sebagai calon wali kota pada kontestasi Pilkada Surabaya 2020.

“Jadi sejak NasDem hadir di republik ini telah memberikan pendidikan politik kepada kita semua untuk tidak memberlakukan mahar rekomendasi dalam mengusung calon kepala daerah,” ujar Awey ketika dikonfirmasi, Selasa (25/8/2020).

Begitu juga yang diberlakukan kepada MA, tidak ada mahar politik dan dukungan penuh kepada siapapun sosok calon wakil wali kota pilihan MA. Bahkan, lanjut Awey, sejak awal NasDem telah menyerahkan kewenangan penuh kepada MA untuk memilih calon wakil wali kota yang akan mendampingi mantan Kapolda Jatim itu maju dalam Pilkada Surabaya 2020.

“Jadi siapapun pilihannya, NasDem akan menghormati, mendukung penuh, dan tentunya NasDem akan all out memenangi pilkada ini,” tandasnya.

BACA JUGA:

Lebih jauh, mantan anggota DPRD Surabaya periode 2014-2019 menyatakan, NasDem sendiri pernah mengusulkan calon wakil wali kota (Azrul Ananda) itupun atas permintaan MA kepada semua parpol pengusung untuk masing-masing mengajukan satu nama. Dan keputusan akhir tentu ada di tangan MA, apakah memilih satu di antara sejumlah nama usulan dari parpol-parpol pengusung dan atau tidak.

“Itu semua kewenangan MA. Karena dari semula seperti yang saya katakan, NasDem menyerahkan sepenuhnya kepada MA untuk menentukan pendampingnya,” urainya.

Menurut Awey, figur Mujiaman, memiliki kapabilitas, manajerial, leadership yang mumpuni sebagai profesional yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dan pemerataan. Sehingga dapat dinikmati seluruh warga Surabaya.

“Seperti filosofi air dapat mengaliri ke seluruh pelosok Kota Surabaya dan bisa dinikmati warga Surabaya,” tandasnya.

Awey mengakui, Mujiaman memiliki pengalaman memimpin perusahaan sebesar PDAM, tidak mudah untuk mengelola itu semua. “Terlepas dari itu semua, apa yang diputuskan MA, perlu kita dukung,” tegasnya.

Tinggal bagaimana tugas masing-masing partai dan MA memperkenalkan kepada masyarakat Surabaya tentang figur (Mujiaman) yang dipilihnya.

“MA membutuhkan pendamping yang memiliki orientasi pembangunan berkelanjutan dan merata serta profesional di bidangnya. Tentu pemikiran mereka sejalan untuk membangun Surabaya yang berkelanjutan dan merata yang dapat dinikmati masyarakat, Kota Surabaya di manapun berada,” imbuhnya.

BACA JUGA:

Awey menegaskan, pilihan MA tentu tidak bisa memuaskan semua pihak. Namun masing-masing adalah tugas pengurus partai yang telah berkomitmen secara gentlemen agreement, sehingga antara cita-cita, pemikiran, perkataan dan perbuatan harus selaras sejalan.

“Kekecewaan itu wajar. Dan tidak semua keputusan bisa membuat puas semua pihak. Ya, biasalah itu. Yang penting semua partai pengusung tetap solid dan berkomitmen penuh,” kata Awey.

Dia menyampaikan, sampai sejauh ini belum ada statement resmi dari MA terkait nama pendampingnya. Maka dari itu ada baiknya bersabar saja sampai MA memberikan statement politiknya secara resmi, terkait sosok yang tepat sebagai pendampingnya. “Semua akan indah pada waktunya,” pungkasnya. (be)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *