Hasil Survei Jelang Pilkada Surabaya: PDI-P Partai Pilihan Masyarakat, PKS Punya Kader Militan
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Menjelang Pilkada Surabaya 2020, Lembaga Kajian Jhon Consulindo merilis hasil survei dengan metode kuantitatif yang dilakukan, 2-15 Juli 2020.
Hasilnya PDI-P menempati urutan pertama partai yang banyak dipilih masyarakat dengan 28,5 persen. Disusul PKB 10,1 persen, partai Geridra 9,5 persen, Partai Golkar 8,8 persen, PKS 8,7 persen, dan Partai Demokrat 7,4.
Dalam survei ini diambil sampel 500 responden dan margin error 4,8 persen. Konstituen PKS sangat militan terhadap calon yang diusung PKS dengan persentase 76,5 persen, disusul PDI-P 68,4 persen, PAN 53,4, Golkar 52,7, Gerindra 51,5, Demokrat 48,6, PKB 48,2.
Direktur Eksekutif Jhon Consulindo Lasiono mengatakan, Pilkada Surabaya berbeda dengan daerah lain. “Surabaya itu yang dilihat partainya dulu, baru figur calon,” ujar Lasiono kepada wartawan, Kamis (13/8/2020).
BACA JUGA:
Karena itu, menurut dia siapapun dari PDI-P calonnya memiliki potensi menyalip Machfud Arifin yang sudah didukung koalisi delapan partai di Surabaya. “Potensi menang calon wali kota yang diusung PDI-P dan PKS dalam Pilwali Surabaya sangat besar,” lanjut dia.
Meski demikian, PDI-P tampak hati-hati benar dalam memilih calon wali kota dalam Pilkada Surabaya ini. Lantaran Surabaya menjadi barometer dalam Pemilu 2024. Karena itu, tak heran jika sampai saat ini Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri belum menentukan kader yang akan direkom untuk bertarung pada Pilkada Surabaya, 9 Desember 2020. Padahal sudah mengerucut pada empat nama, yakni Whisnu Sakti Buana, Eri Cahyadi, Armuji, dan Edi Tarmidi.
Sedangkan PKS sudah menentukan pilihan masuk koalisi besar pengusung Machfud Arifin (MA). “Sedangkan PKS unggul dari militansi partai. Karena itu, siapapun calon yang diusung PKS jangan dikesampingkan,” ungkapnya.
“Tapi semuanya masih bisa berubah, PKS persentasenya bisa naik, begitu juga dengan PDIP, itu bisa terjadi kalau keduanya terus melakukan kampanye,” terangnya.
Namun begitu, peluang PDI-P mendapatkan keuntungan cukup besar. Militansi kader partai dibawah 50 persen, seperti Nasdem, PKB, Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PPP, dan PSI bisa berlabuh ke PDIP sangat terbuka. Sebab, ada kemungkinan, kader tidak akan memilih calon wali kota yang didukung partai. (be)