Pilkada Surabaya
Cawali PDI-P Berpeluang Menang, Jika Gandeng Kader NU
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Calon Wali Kota Surabaya yang akan diusung PDI-P, memiliki peluang besar memenangkan Pilkada Surabaya 2020, jika menggandeng wakil wali kota dari kader Nahdlatul Ulama (NU). Pernyataan ini disampaikan Wakil Ketua Umum Barisan Kader Gus Dur (Barikade Gus Dur) Sudarsono Rahman SH. Menurut dia, suara NU di Surabaya cukup besar.
“Karena itu perlu mengambil kader NU, terutama dari unsur perempuan. Kalau duet merah dan hijau, calon wali kota dari PDI-P pasti menang,” ujar Sudarsono Rahman, Rabu (12/8/2020).
Cak Dar, panggilan Sudarsono Rahman, mengaku punya alasan kuat. “Kader PDI-P di akar rumput sangat kuat. Sedang kader NU dari unsur perempuan juga sangat kuat. Terutama Muslimat NU dan Fatayat,” tandas Cak Dar yang mantan ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jatim.
Cak Dar menuturkan, pada Pilkada Surabaya nanti calon PDI-P akan head to head dengan Machfud Arifin (MA) yang didukung koalisi delapan partai, yakni PKB, Gerindra, Golkar, PKS, Demokrat, PAN, NasDem, dan PPP.
“Mahfud Arifin sekarang banyak bergerak di basis-basis NU. Misalnya ia datang ke PWNU dan sejumlah kiai NU. Karena itu cawali PDI-P harus mengambil calon wali kota dari kader NU. Sebab selain bisa mengambil ceruk suara NU, juga bisa merajut kembali merah dan hijau,” tutur Cak Dar.
BACA JUGA:
Ditanya siapa kader NU yang layak jadi calon wakil wali kota Surabaya? Cak Dar menjelaskan, ada beberapa kader NU yang selama ini sudah sosialisasi dan aktif blusukan ke masyarakat. Ada Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), Lia Istifhama, dan Dewi Astutik. “Tapi yang paling memungkinkan adalah Lia,” tandas Cak Dar.
Lantas apa alasannya harus memilih Lia? Menurut Cak Dar ada beberapa alasan. Di antaranya, Lia itu warga Surabaya memiliki jaringan lumayan di Surabaya. Paling tidak, tim-tim Khofifah Indar Parawansa saat Pilgub 2019 masih nyambung. “Lia cukup dekat dengan unsur perempuan NU. Bahkan Lia sendiri aktivis Fatayat NU, ” ungkap Cak Dar.
Selain itu, lanjut dia, meski Khofifah nanti netral, karena dia gubernur, tapi orang tahu, Lia itu keponakan Khofifah.
“Memang Khofifah harus netral. Tidak usah cawe-cawe. Tapi saya yakin Muslimat NU dan Fatayat akan condong pada Lia,” imbuh Cak Dar.
Bagaimana jika PDI-P merekom Whisnu Sakti Buana-Eri Cahyadi? Cak Dar menegaskan, jika pasangan itu yang diusung PDI-P, maka 80 persen suara Nahdliyin akan ke Machfud Arifin.
“Ya, sekali lagi kalau calon wali kota PDI-P menggandeng Lia peluang menang cukup besar. Sebaliknya, jika wakil wali kotanya tetap dari PDI-P, maka 80 persen suara Nahdliyin akan ke MA,” pungkasnya. (be)