Turnamen Hero Cup Kota Surabaya 2019
Kartu Merah Warnai Laga Final Hero Cup, Kalimas Paruga FC Pertahankan Juara
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Pertarungan sengit tersaji pada final turnamen pra-musim Hero Cup Kota Surabaya 2019 Kalimas Paruga FC kontra Garuda Emas FC di Ubaya Sports Center, Minggu (22/12/2019) petang.
Final ideal ini akhirnya dimenangkan Kalimas Paruga FC 4-3. Sukses ini sekaligus membawa tim berjuluk Wani Tox itu mempertahankan gelar juara turnamen pra-musim.
Bigmatch dua tim tangguh Surabaya ini diwarnai lahirnya kartu merah tidak langsung untuk kiper Kalimas Paruga FC Mahardi ‘Kecap’ Muhammad. Kiper Kecap mendapat dua kartu kuning menit 23 dan 34, sehingga dia diganjar kartu merah tidak langsung.
Mengawali pertandingan, Kalimas Paruga FC turun dengan komposisi pemain Ronax, Achmad Ryo Dwi, E Ramadhan dan Dwi Cahyo. Mereka masih menyimpan paketan tim sehati, Muhammad Muzakky Fikri, Alif Rachmanda, Zulthon Alifin dan Marcel Ayala. Kuartet pemain yang sudah sehati ini baru diturunkan saat pertandingan memasuki menit 4.
Sebaliknya Garuda Emas FC langsung turun dengan pemain senior Choirul Am Rossy, Fernanda Dhany, Lukman Dwi dan Akbar Firmansyah.
Pertandingan baru bergulir tiga menit, Dwi Cahyo menyentak dengan golnya. Kecolongan gol cepat, Garuda Emas FC merespons dengan memainkan tempo cepat. Beberapa kali peluang dimiliki tim asuhan Rizky ‘Mbah’ Febrianto, namun hingga babak pertama berakhir, Garuda Emas gagal menjebol gawang Kalimas Paruga FC. Justru, Kalimas Paruga FC menggandakan keunggulan menit 18 dari tendangan Muhammad Muzakky Fikri.
Di babak kedua tensi pertandingan meningkat. Garuda Emas FC menipiskan ketinggalan menit 23 melalui pemain muda Dicky Kurniawan. Berselang tiga menit, Alif Rachmanda kembali menjauhkan Kalimas Paruga FC dalam perolehan gol untuk mengubah skor menjadi 3-1.
Motivasi tinggi, tampil ngotot dan ngeyel yang diperagakan skuad Garuda Emas FC membuahkan dua gol melalui Fernanda Dhany menit 31 dan Aris Fahtur Rozy menit 33. Skor berubah 3-3.
Petaka bagi Kalimas Paruga FC datang menit 34, menyusul lahirnya kartu merah tidak langsung untuk kiper Kecap. Padahal, di laga ini Kalimas Paruga FC hanya membawa satu kiper, Kecap saja. Akhirnya Marcel Ayala ‘dipaksa’ menjadi kiper dadakan.
Sebelum menurunkan Marcel Ayala sebagai kiper, terjadi persoalan teknis. Ini karena, Marcel Ayala tidak menggunakan kostum kiper yang sama dengan milik Kecap. Dominasi warnanya memang sama yakni kuning, namun ada perbedaan. Di kostum kiper yang dipakai Marcel Ayala ada garis-garis hitam.
Kubu Garuda Emas melayangkan protes yang membuat pertandingan sempat terhenti sekitar lima menit.
“Pertandingan dilanjutkan, setelah Garuda Emas bisa menerima,” kata Zainal ‘Biyik’ Arif, Bidang Kompetisi dan Kejuaraan Asosiasi Futsal Kota (AFK) Surabaya kepada suryakabar.com usai pertandingan.
Kembali ke pertandingan. Saat Kalimas Paruga FC bermain dengan empat pemain selama dua menit dengan kiper yang bukan asli kiper, tetapi pemain depan yang dipaksakan jadi kiper, permainan Garuda Emas justru kendur tidak seperti sebelumnya yang tampil ngotot dan ngeyel.
Unggul jumlah pemain, Garuda Emas hanya bisa mengurung tanpa mampu membongkar pertahanan Kalimas Paruga.
Akhirnya dua menit lewat, Kalimas Paruga FC kembali tampil dengan komposisi lima pemain. Tim asuhan Utomo Suryodiputro ini kembali berani keluar melakukan tekanan. Hasilnya, menit 38 tendangan Zulthon Alifin memanfaatkan kemelut di mulut gawang Garuda Emas menghasilkan gol.
Dua menit tersisa, pertandingan semakin seru. Garuda Emas lebih banyak menekan. Dua peluang emas dimiliki anak-anak Garuda Emas, termasuk peluang di detik terakhir.
Bola setinggi pinggang yang melaju keras dari sisi kiri pertahanan Kalimas Paruga FC mengarah ke mulut gawang. Fernanda Dhany yang berdiri di mulut gawang tinggal meneruskan saja untuk menjebol gawang, namun ayunan kaki Fernanda Dhany untuk memotong bola kurang sempurna. Bola melambung di atas mistar gawang. Pertandingan pun berakhir dengan kemenangan Kalimas Paruga 4-3.
“Anak-anak terprovokasi, sehingga kami harus kehilangan kiper, karena kena kartu merah. Kami terpaksa memainkan pemain yang bukan kiper untuk menjadi kiper, karena kiper kedua kami tadi bermain untuk tim sekolahnya,” ungkap Utomo Suryodiputro, Head Coach Kalimas Paruga FC. (es)