Menpora: Saatnya Semua Liga di Indonesia Memakai VAR
BANDUNG, SURYAKABAR.com – Menpora Imam Nahrawi menyaksikan Bandung Premier League (BPL) di Inspire Arena, Lembang, Bandung, Minggu (3/3/2019) sore. Pada kesempatan itu, Menpora Imam Nahrawi mendapatkan penjelasan berbagai hal tentang pengelolaan dan pengembangan liga komunitas terbesar ini oleh CEO Doni Setiabudi yang lebih akrab dengan panggilan Jalu. Penjelasan tentang teknologi VAR (Video Assistant Referee) menjadi titik perhatian utama Menpora.
Dampak penggunaan VAR sebagaimana yang terlihat saat perhelatan akbar Piala Dunia 2018 sangat membantu wasit dalam menentukan putusan akibat keterbatasan penglihatan dan lain sebagainya. Sisi yang paling positif adalah seiring dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat berbanding lurus dengan tingkat kepercayaan manusia terhadap apa yang dihasilkan teknologi tersebut.
“Pak Menteri, dampak yang paling kita rasakan adalah dengan VAR tingkat keributan atas putusan wasit turun drastis 85-90%, karena rata-rata para pemain tidak protes jika wasit putuskan sesuatu krusial dengan melihat VAR, artinya ada kepercayaan,” jelas Jalu seperti dikutip kemenpora.go.id.
Selain itu, keberanian BPL memakai VAR, menurut Jalu harganya terjangkau yakni Rp 25 juta. Penggunaan dan penerapan teknologi juga merupakan ciri peradaban maju suatu bangsa.
“Ternyata VAR murah, hanya Rp 25 juta, tetapi akurasinya membuat tingkat kepercayaan semua pihak terhadap putusan wasit sangat tinggi. Saatnya semua liga di Indonesia memakai VAR,” kata Menpora usai mendengarkan laporan di Ruang Kontrol VAR di pinggir lapangan.
Demikian pula pernyataan wasit, asisten wasit, dan hakim garis yang kala Menpora berkunjung mereka sedang bertugas sebagai pengadil di lapangan yaitu Hilman, Purwanto, Tomy, dan Tatang Budiman. Mereka sepakat, VAR sangat membantu disaat wasit harus mengambil putusan pada pelanggaran-pelanggaran yang krusial.
“VAR sangat membantu kami dan kepercayaan terhadap akurasi tinggi, sehingga apapun yang diputuskan dapat diterima,” kata Purwanto yang dibenarkan kawan-kawan wasit lainnya. (*)