Resmikan Klenteng Tjong Hok Kiong, Bupati Bersyukur Kerukunan Umat Beragama di Sidoarjo Baik

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Klenteng Tjong Hok Kiong, merupakan klenteng tertua di Kabupaten Sidoarjo. Klenteng yang didirikan pada 1863 ini menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas warga Tionghoa di Sidoarjo. Bukan hanya umat Khonghuchu yang tinggal di wilayah Sidoarjo saja yang beribadah ke sini, banyak juga dari Pasuruan, Mojokerto dan Gresik.

Klenteng Tjok Hok Kiong beberapa kali direnovasi. Terakhir renovasi dilakukan para pemangku klenteng pada 2018 dan baru selesai awal 2019. Guna mensyukuri telah selesainya renovasi dan perluasan bangunan tersebut, pengurus Klenteng mengundang Bupati Sidoarjo Saiful Ilah untuk meresmikan wajah baru Klenteng Tjong Hok Kiong, Selasa (19/2/18) malam.

Bagi Bupati Saiful Ilah, keberadaan komunitas Tionghoa dan Klenteng Tjang Hok Kiong tidaklah asing. Ia mengaku, dulu waktu masih kecil sering main ke area klenteng bersama teman-temannya. Jarak Klenteng Tjong Hok Kiong yang berada di pinggir Jalan Hang Tuah dengan rumah Bupati Saiful Ilah tidaklah jauh.

Para pengurus klenteng juga sangat akrab dengan Bupati Saiful Ilah. Hampir tidak pernah absen saat diundang datang ke acara atau perayaan yang diselenggarakan pengurus Klenteng Tjok Hok Kiong.

Bupati Saiful Ilah bersyukur, sebab hubungan antar-umat beragama di Sidoarjo sangat harmonis. Tidak pernah ada gesekan, selama ini antar-tokoh umat beragama sudah terbangun komunikasi dengan baik. Bupati berpesan kepada para tokoh agama yang hadir, termasuk kepada FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) agar kerukunan yang sudah terjaga dengan sangat baik ini dipertahankan.

“Kuncinya adalah harus saling menghargai dan menghormati. Dengan itu, kerukunan umat beragama bisa terjaga dengan baik,” ungkap Saiful Ilah dihadapan para tokoh Tionghoa dan pengurus FKUB Kab Sidoarjo.

Bagi Bupati Saiful Ilah, keberadaan tempat ibadah merupakan tempat yang sakral, termasuk tempat ibadahnya warga Khonghuchu. Ia ingat betul, waktu kecil sering diingatkan orang tuanya kalau bermain di area klenteng agar berlaku sopan, nasehat itu sampai sekarang melekat dibenaknya.

Ketua FKUB Kabupaten Sidoarjo H. M. Kirom mengaku, keharmonisan hubungan antar-umat beragama di Sidoarjo menjadi percontohan. Ia juga mengatakan, di Jawa Timur ini yang paling toleran dalam menjaga kerukunan umat beragama di Sidoarjo.

“Kita sering menerima kunjungan dari berbagai daerah, mereka belajar bagaimana cara membangun komunikasi antar-tokoh lintas umat agama. Mereka melihat di Sidoarjo ini tidak pernah ada gesekan antar umat agama,” terang Kirom.

Kirom juga mengaku, selama ini para pengurus FKUB yang terdiri dari para tokoh lintas agama mengedepankan musyawarah. Sekecil apapun persoalan tidak boleh dibiarkan, sebab kalau dibiarkan akhirnya menjadi besar.

“FKUB menjadi wadah musyawarah antar-tokoh lintas agama, menjalin komunikasi dan pertemuan rutin jadi strategi terjaganya kerukunan umat beragama di Sidoarjo,” pungkas Kirom. (wob)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *