Percepat Penataan dan Pengamanan Aset, NU Kota Surabaya MoU dengan BPN
SURABAYA, SURYAKABAR.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya menandatangani kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) 1 dan 2 Kota Surabaya di Kantor Cabang PCNU, Jalan Bubutan Surabaya, Senin (18/2/2019). Kerjasama ini guna percepatan pengurusan hak dan penerbitan sertifikat tanah organisasi.
Penandatanganan MoU PCNU Kota Surabaya dengan BPN 1 dan 2 Kota Surabaya selain dihadiri para pimpinan BPN dan jajaran Pengurus Syuriah dan Tanfidziyah NU Kota Surabaya, juga dihadiri perwakilan pengurus NU se-kecamatan Kota Surabaya.
Kepala BPN 1 Kota Surabaya, Wasis Suntoro mengatakan, kerjasama ini adalah satu wujud pelayanan BPN dalam mengamankan aset-aset organisasi kemasyarakatan khususnya NU di Kota Surabaya.
“Kerjasama ini perwujudan pengamanan asset. Ketika aset-aset ini tertata dengan tertib, administrasinya ditata dengan baik, maka harta kekayaan NU Insha Allah semakin lama tidak semakin hilang, mengapa, karena ini adalah amanah dari umat,” ujarnya.
BPN 1 dan 2 Kota Surabaya akan berusaha membantu memperkuat bangunan yang kokoh dan kuat dalam menanmgani aset-aset NU di Kota Surabaya. “Kami siap mendukung sepenuhnya kegiatan ini, demi kemasalahatan umat. Oleh karena itu, kami mengajak para pengurus NU Kota Surabaya membentuk tim kecil dalam menangani hal tersebut,” tambahnya.
Tim kecil tersebut nantinya bertugas secara intensif untuk berkoordinasi dan mengkomunikasikan terkait percepatan administrasi aset. “Sebab ada dua hal, yang pertama adalah surat-suratnya jelas dan kedua surat-surat tidak jelas, tetapi secara realita penggunaan sudah dilakukan oleh umat. Nah ini harus dipertahankan, harus duduk bersama, untuk mencari solusi,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Ketua NU Kota Surabaya, KH Dr Ahmad Muhibbin Zuhri. Menurutnya kerjasama tersebut untuk penyelamatan dan menjaga aset-aset umat dan meningkatkan kemanfaatannya untuk umat dikemudian hari.
“Seperti kita ketahui, NU ini ormas terbesar. Apalagi, jika dihitung dari jumlah pengikutnya, tidak satu pun ormas di dunia ini yang anggotanya lebih besar dari NU. Namun, jika kita tilik ke dalam, ada masalah serius dalam pemberdayaan aset-aset kurang terurus dengan baik,” ujarnya.
Ia mengatakan di zaman lalu, banyak warga NU yang tidak memberikan label NU pada aset dan bangunan sekolah ataupun rumah sakit. “Jika ada label berbau NU, akan mengalami kesulitan, misalnya untuk mengakses bantuan dari negara, sehingga kita ketahui sekolah-sekolah dan rumah sakit kita secara ekplisit tidak mencantumkan logo NU,” ujarnya.
Ia mencontohkan lembaga pendidikan besar di Surabaya yang didirikan NU, namun namanya disamarkan, seperti Khodijah, Maryam, dan Ta’miriyah dan juga beberapa masjid-masjid di Surabaya. “Mungkin dulu terkait sistem politik pada waktu Orde Baru, tetapi hari ini kita tidak boleh meratapi, kita harus bangkit, karena memang kita ini punya banyak potensi dan aset, yang diatasnya dilakukan usaha-usaha untuk umat,” tegasnya.
Oleh karena itu, pihaknya menyambut baik dan mengucapkan terima kasih langkah BPN 1 dan 2 Kota Surabaya yang mempunyai niatan untuk membantu menata kembali aset NU dan membuat MoU untuk memperlancar urusan ini. (mer)